Rabu 29 Sep 2021 22:38 WIB

Empat Fakta Serangan Jantung Pria dan Wanita

Meski berbeda, serangan jantung tetap mengancam nyawa pria dan wanita.

Rep: Santi Sopia/ Red: Nora Azizah
Meski berbeda, serangan jantung tetap mengancam nyawa pria dan wanita.
Foto: picpedia.org
Meski berbeda, serangan jantung tetap mengancam nyawa pria dan wanita.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deteksi dini dan pengobatan dianggap sebagai kunci untuk selamat dari serangan jantung. Hal ini menjadi penting untuk mengenali bedanya gejala penyakit jantung pada pria dan wanita.

Menurut Sigal Atzmon, Presiden & CEO Medix Group, penyedia solusi manajemen kesehatan, tidak pernah terlalu dini untuk meminta bantuan saat mengalami gejala. Disarankan untuk segera mencari pertolongan medis atau bicara dengan profesional di bidang kesehatan saat mengalami salah satu gejala serangan jantung.

Baca Juga

“Penyakit jantung masih ada dan mengancam kesehatan dan kehidupan kita,” kata Sigal dalam rangka Hari Jantung Sedunia lewat siaran pers, Rabu (29/9).

Berikut empat fakta yang jarang diketahui tentang perbedaan antara gejala serangan jantung pria dan wanita.

1. Pria lebih mungkin terkena serangan jantung pada usia rata-rata lebih muda daripada rata-rata usia wanita (65 tahun untuk pria, 72 tahun untuk wanita). Namun, lebih banyak wanita yang meninggal karena serangan jantung daripada pria.

Di antara penyebab tingkat kematian yang tinggi ini (rata-rata wanita memiliki usia harapan hidup yang lebih lama), tidak dapat dipungkiri lebih sedikit wanita yang melaporkan serangan jantung karena mereka bahkan tidak menyadari telah mengalaminya. 

Kurangnya kesadaran tentang hal ini berpengaruh pula terhadap perawatannya. Mereka tidak melakukan perawatan yang tepat, sehingga pada akhirnya menurunkan tingkat kelangsungan hidup. Jika dapat diatasi, maka usaha sederhana ini saja dapat menyelamatkan nyawa yang tak terhitung banyaknya.

2. Wanita yang mengalami serangan jantung cenderung menjadikannya gejala "Neoklasik" daripada pria. Ketika mengalami gejala penyakit jantung, wanita jarang menghubungkannya dengan serangan jantung secara real time, kebanyakan sering salah mengartikannya sebagai "flu" atau "sakit perut".

3. Kemungkinan wanita mengalami sakit tenggorokan selama serangan jantung 12 kali lebih besar daripada pria, 3,7 kali lebih besar mengalami gangguan pencernaan dan 3,9 kali lebih besar kemungkinan untuk muntah ketika terjadi serangan. Wanita juga lebih cenderung mengalami sesak napas tanpa rasa tidak nyaman di dada seolah-olah mereka telah berlari maraton tetapi sebenarnya tidak mengeluarkan energi yang berlebihan. 

Gejala ini disertai rasa sakit atau ketidaknyamanan di lengan, punggung, dan rahang. Di lain pihak, pria 4,7 kali lebih besar kemungkinan mengalami ketidaknyamanan di dada sisi kanan dan 3,9 kali lebih besar mengalami nyeri dada ketika serangan jantung terjadi. 

4. Secara rata-rata, pria akan meminta bantuan medis setelah tiga jam mengalami serangan jantung, sedangkan wanita empat jam. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement