Rabu 29 Sep 2021 22:25 WIB

Dubes: Modest Fashion Indonesia Perlu Masuk Ethiopia

Masyarakat Kristen Ortodok dan Muslim di Ethiopia lebih menyukai pakaian tertutup.

Diaspora Talk, What to Expect from Modest Fashion 2022, Rabu (29/9)
Foto: Dokumentasi KBRI Addis Ababa
Diaspora Talk, What to Expect from Modest Fashion 2022, Rabu (29/9)

REPUBLIKA.CO.ID, ADDIS ABABA -- Modest fashion di Indonesia berkembang pesat dan maju ditandai munculnya banyak pengusaha dan desainer muda yang sebagian sudah go global. Namun, sebagian besar masih berkiprah di pasar domestik. 

“Ethiopia berpotensi bagi masuknya modest fashion Indonesia, antara lain karena pertama, penduduknya terbesar kedua di benua Afrika, yaitu 115 juta. Kedua, Ethiopia memiliki konektivitas internasional yang luas. Banyak diaspora Ethiopia bermukim di Amerika, Eropa, dan Timur Tengah. Selain itu, sejumlah designer dan model Ethiopia, seperti Lia Kebede terkenal dalam fashion dunia,” kata Duta Besar RI untuk Ethiopia Al Busyra Basnur dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Rabu (29/9).

Hal itu disampaikan Al Busyra dalam paparan kunci pada webinar Diaspora Talk, What to Expect from Modest Fashion 2022, Rabu. Acara yang diikuti sekitar 150 peserta dari berbagai negara, diselenggarakan oleh Indonesian Diaspora Business Council.

Masyarakat Ethiopia menjunjung tinggi agama, adat, dan tradisi yang sangat mempengaruhi cara mereka berpakaian. Masyarakat Kristen Ortodok dan Muslim di Ethiopia lebih menyukai pakaian tertutup.

Ini cocok dengan konsep modest fashion, yaitu pakaian yang lebih menutupi bentuk tubuh atau tidak menonjolkan bentuk tubuh. Biasanya pakaian ini dikenakan karena alasan agama atau budaya, dan bukan hanya pakaian masyarakat Muslim. Namun, di dalam berbisnis, Ethiopia masih mengalami tantangan kelangkaan mata uang asing.

Sementara itu, Duta Besar RI untuk Afrika Selatan Salman Alfarisi menyampaikan perkembangan fashion di negara tersebut. Ia juga memaparkan berbagai kegiatan yang dilakukan KBRI Pretoria mempromosikan fashion Indonesia.

Dubes Salman juga menegaskan, hubungan sejarah masyarakat Indonesia dan Afrika Selatan yang terjalin sejak lama. Ini membuat kedua bangsa saling mengenal dan bekerja sama dengan baik.

Narasumber lainnya pada acara tersebut adalah Fify Manan, Presiden Indonesian Diaspora Business Council; Leny Mairani, Direktur PT TAL yang juga diaspora Indonesia di Ethiopia, dan Prijono, Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah, Bank Indonesia. Acara dimoderatori Apung Nowid dari Kementerian Luar Negeri RI.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement