Rabu 29 Sep 2021 15:08 WIB

Mentan Syahrul: Produksi Jagung Mulai Melimpah

Pada September ini diperkirakan luas panen mencapai 299.059 hektare.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) pada acara panen jagung nusantara di Desa Banjarsari, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan. Pada September ini diperkirakan luas panen mencapai 299.059 hektare
Foto: Kementan
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) pada acara panen jagung nusantara di Desa Banjarsari, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan. Pada September ini diperkirakan luas panen mencapai 299.059 hektare

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, memastikan produksi jagug mulai melimpah seiring masuknya musim panen raya. Pihaknya memastikan, kebutuhan jagung nasional mampu dipenuhi dari produksi lokal para petani.

Syahrul mengungkapkan, khusus periode September-Desember, Syahrul mengungkapkan produksi jagung masih terus berlangsung di sejumlah daerah. Pada September ini diperkirakan luas panen mencapai 299.059 hektare, Oktober 230.157 hektare, November 207.264 hektare dan Desember 197.265 hektare. Adapun perkiraan produksi secara berturut yakni 1,21 juta ton, 916,6 ribu ton 1 juta ton, dan 881,7 ribu ton.

Baca Juga

Adapun, berdasarkan data proyeksi Kementerian Pertanian dan Badan Pusat Statistik, luas panen jagung nasional Januari-Desember 2021 mencapai 4,15 juta hektare. Dari luas tersebut, produksi jagung diperkirakan sebesar 15,79 juta ton dengan kadar air 14 persen.

Adapun, kebutuhan jagung dalan satu tahun untuk pakan, konsumsi dan industri pangan totalnya mencapai 14,37 juta ton. "Jika proyeksi pasokan tersebut ditambah dengan stok sisa akhir tahun 2020 sebesar 1,43 juta ton, maka diperoleh surplus jagung tahun ini sebanyak 2,85 juta ton," kata Syahrul dalam pernyataan resminya, Rabu (29/9).

Syahrul mengatakan, jika mengacu pada data yang tersedia saat ini, seharusnya persediaan jagung dalam negeri dipastikan aman. Apalagi, jagung merupakan komoditas yang mudah ditanam di seluruh daerah Indonesia.

Terkait polemik data jagung yang selama ini terjadi, Syahrul menjamin validitas data yang keluarkan pemerintah atau digunakan Kementan. Sebab, data tersebut dihasilkan mulai dari proses standing crop, pemantauan melalui agriculture war room (AWR) dan satelit, laporan pemerintah daerah serta data telah disinkronisasi bersama BPS.

"Karena itu, saya perintah para jajaran untuk terus lakukan validasi, terbukti hasilnya jagung kita ada," katanya.

Ia pun menekankan, jika terjadi kenaikan harga, itu menjadi persoalan yang berbeda. "Sekali-sekali petani jagung menikmati untung. Menangani pertanian tidak boleh ada kepura-puraan, bahwa kemudian ada fluktuasi harga itu bagian lain yang harus kita tangani secara bersama-sama," ujarnya.

Terlepas dari polemik yang ada, dirinya menegaskan akan terus berupaya menggenjot produksi jagung khususnya untuk mencukupi kebutuhan pakan ternak secara nasional. Ia pun meminta para perusahaan pakan ternak untuk melakukan penyerapan jagung dari petani lokal secara optimal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement