Rabu 29 Sep 2021 12:53 WIB

Hasil Investigasi: Kebocoran Kilang Akibat Sambaran Petir

Sambaran petir menyebabkan dinding tangki terdegradasi dan tak kuat menahan tekanan.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolandha
Suasana kebakaran tangki minyak milik Pertamina RU VI Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (31/3/2021). PT Pertamina (Persero) telah menyelesaikan investigasi atas kasus kebakaran kilang Balongan akhir Maret kemarin. Dari hasil investigasi ditemukan memang adanya kebocoran kilang yang disebabkan oleh sambaran petir.
Foto: ANTARA /Dedhez Anggara
Suasana kebakaran tangki minyak milik Pertamina RU VI Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (31/3/2021). PT Pertamina (Persero) telah menyelesaikan investigasi atas kasus kebakaran kilang Balongan akhir Maret kemarin. Dari hasil investigasi ditemukan memang adanya kebocoran kilang yang disebabkan oleh sambaran petir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) telah menyelesaikan investigasi atas kasus kebakaran kilang Balongan akhir Maret kemarin. Dari hasil investigasi ditemukan memang adanya kebocoran kilang yang disebabkan oleh sambaran petir.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan dalam proses investigasi Pertamina menggaet 4 lembaga. Keempatnya adalah B2TKS, LAPI ITB, Ditjen Migas, dan konsultan luar negeri yang spesifik HSSE, yaitu DNV.

Baca Juga

"Setelah waktu itu kita mitigasi, kami lakukan investigasi dengan 4 lembaga selain internal kami juga," ujar Nicke dalam RDP bersama Komisi VII DPR RI, Rabu (29/9).

Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Djoko Priyono menjelaskan dari laporan yang sudah dari LAPI ITB menunjukan memang terjadi lokasi kebocoran di dinding tangki G. Kebocoran tersebut terjadi akibat sambaran petir travelling yang mendegradasi dinding tangki sehingga terjadi penipisan.

"Penipisan yang terjadi menyebabkan dinding tangki tidak dapat menahan tekanan mekanik dari BBM di dalam Tangki, sehingga Tangki menjadi sobek dan bocor," ujar Djoko dalam kesempatan yang sama.

Sambaran petir atau induksi tersebut kemudian menyebabkan timbulnya segetiga api. Udara, vapor dan HC dan panas dari sambaran petir atau induksi. "Sehingga segitiga ini mengakibatkan Tangki E,F,G dan H terbakar," ujar Djoko.

Laporan yang sama juga disampaikan oleh Ditjen Migas dan DNV dengan tambahan analisis adanya kebocoran tersebut kemudian menjadi pemicu rembetan kebakaran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement