Senin 27 Sep 2021 16:59 WIB

DPR Minta Divestasi Tol Waskita tak Lari ke Asing

Waskita dinilai masuk ke salah saru BUMN yang tak sehat dengan utang Rp 90 triliun.

Rep: M Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi PDIP Mufti Anam mengapresiasi upaya restrukturisasi PT Waskita Karya (Persero).
Foto: Okky Lukmansyah/Antara
Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi PDIP Mufti Anam mengapresiasi upaya restrukturisasi PT Waskita Karya (Persero).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi PDIP Mufti Anam mengapresiasi upaya restrukturisasi PT Waskita Karya (Persero). Anam menyebut, Waskita sebagai salah satu BUMN dengan kondisi tak sehat akibat jumlah utang yang mencapai Rp 90 triliun. 

Anam menilai, memburuknya kinerja keuangan terjadi pada seluruh sektor Waskita, mulai dari induk, anak usaha, hingga cucu perusahaan yang mayoritas mengalami kerugian. 

Baca Juga

"Terus terang, sangat khawatir karena dari data yang ada, (anak usaha) Waskita Beton Precast semester I 2021 rugi Rp 177 miliar, sementara tahun lalu rugi Rp 4 triliun. Kerugian juga banyak terjadi di cucu perusahaan," ujar Anam saat rapat kerja dengan Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo dan Direktur Utama Waskita Karya Destiawan di gedung DPR, Jakarta, Senin (27/9).

Anam berharap, manajemen Waskita benar-benar melakukan perbaikan, termasuk dengan melakukan divestasi ruas tol. Anam berharap divestasi ruas tol tidak diberikan kepada swasta atau asing, melainkan kepada PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero).

"Harapan kami divestasi jadi opsi terakhir, kami sedih aset bangsa dikuasai asing kalau terus divestasi, kalau pun divestasi ya ke SMI biar aset tidak ke luar," ungkap Anam.

Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Gerindra Andre Rosiade juga mengapresiasi keberhasilan restrukturisasi utang dengan 21 bank. Andre mendukung rencana penerbitan rights issue yang merupakan bagian dalam penyehatan keuangan perusahaan.

"Ke depan Waskita harus bisa memanfaatkan Indonesia Investment Authority (INA), apalagi pemerintah aduah melakukan injeksi Rp 15 triliun dan ditingkatkan akan hingga Rp 75 triliun. Ada juga UEA dan negara timur tengah lain akan menyuntikkan Rp 144,7 triliun," ujar Andre.

Selain itu, Andre meminta Waskita mewaspadai proyek penugasan dari pemerintah. Andre menilai, buruknya kesehatan keuangan Waskita tak lepas dari penugasan pemerintah tanpa adanya dukungan PMN dalam beberapa tahun lalu.

"Jangan sampai ada penugasan yang jelas-jelas bakal masuk got tapi tidak diberikan PMN. Ini jadi pelajaran kalau penugasan kasih peluru juga, jangan sampai malah sakit seperti Waskita," kata Andre.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement