Senin 27 Sep 2021 15:48 WIB

Aksi Tolak Bala Stop Bencana di Depan Gedung Sate

Dalam aksi tersebut mereka mengampanyekan bahaya bencana dampak dari krisis iklim..

Rep: Abdan Syakura/ Red: Yogi Ardhi

Sejumlah aktivis lingkungan melakukan aksi Tolak Bala Stop Bencana di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Ahad (26/9). Dalam aksi tersebut mereka mengampanyekan bahaya bencana dampak dari krisis iklim, serta menuntut pemerintah untuk menghentikan penggunaan sumber energi fosil dan batubara dan meminta pemerintah agar serius dengan kebijakan yang berpihak pada lingkungan dan rakyat. (FOTO : REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)

Sejumlah aktivis lingkungan melakukan aksi Tolak Bala Stop Bencana di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Ahad (26/9). Dalam aksi tersebut mereka mengampanyekan bahaya bencana dampak dari krisis iklim, serta menuntut pemerintah untuk menghentikan penggunaan sumber energi fosil dan batubara dan meminta pemerintah agar serius dengan kebijakan yang berpihak pada lingkungan dan rakyat. (FOTO : REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)

Aktivis lingkungan memegang poster saat aksi Tolak Bala Stop Bencana di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Ahad (26/9). Dalam aksi tersebut mereka mengampanyekan bahaya bencana dampak dari krisis iklim, serta menuntut pemerintah untuk menghentikan penggunaan sumber energi fosil dan batubara dan meminta pemerintah agar serius dengan kebijakan yang berpihak pada lingkungan dan rakyat. (FOTO : REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)

Aktivis lingkungan menampilkan aksi teatrikal saat aksi Tolak Bala Stop Bencana di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Ahad (26/9). Dalam aksi tersebut mereka mengampanyekan bahaya bencana dampak dari krisis iklim, serta menuntut pemerintah untuk menghentikan penggunaan sumber energi fosil dan batubara dan meminta pemerintah agar serius dengan kebijakan yang berpihak pada lingkungan dan rakyat. (FOTO : REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)

Aktivis lingkungan menampilkan aksi teatrikal saat aksi Tolak Bala Stop Bencana di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Ahad (26/9). Dalam aksi tersebut mereka mengampanyekan bahaya bencana dampak dari krisis iklim, serta menuntut pemerintah untuk menghentikan penggunaan sumber energi fosil dan batubara dan meminta pemerintah agar serius dengan kebijakan yang berpihak pada lingkungan dan rakyat. Foto: Republika/Abdan Syakura (FOTO : REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)

Aktivis lingkungan menampilkan aksi teatrikal saat aksi Tolak Bala Stop Bencana di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Ahad (26/9). Dalam aksi tersebut mereka mengampanyekan bahaya bencana dampak dari krisis iklim, serta menuntut pemerintah untuk menghentikan penggunaan sumber energi fosil dan batubara dan meminta pemerintah agar serius dengan kebijakan yang berpihak pada lingkungan dan rakyat. Foto: Republika/Abdan Syakura (FOTO : REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)

Sejumlah aktivis lingkungan melakukan aksi Tolak Bala Stop Bencana di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Ahad (26/9). Dalam aksi tersebut mereka mengampanyekan bahaya bencana dampak dari krisis iklim, serta menuntut pemerintah untuk menghentikan penggunaan sumber energi fosil dan batubara dan meminta pemerintah agar serius dengan kebijakan yang berpihak pada lingkungan dan rakyat. Foto: Republika/Abdan Syakura (FOTO : REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)

Aktivis lingkungan memegang poster saat aksi Tolak Bala Stop Bencana di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Ahad (26/9). Dalam aksi tersebut mereka mengampanyekan bahaya bencana dampak dari krisis iklim, serta menuntut pemerintah untuk menghentikan penggunaan sumber energi fosil dan batubara dan meminta pemerintah agar serius dengan kebijakan yang berpihak pada lingkungan dan rakyat. Foto: Republika/Abdan Syakura (FOTO : REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sejumlah aktivis lingkungan melakukan aksi Tolak Bala Stop Bencana di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Ahad (26/9). Dalam aksi tersebut mereka mengampanyekan bahaya bencana dampak dari krisis iklim, serta menuntut pemerintah untuk menghentikan penggunaan sumber energi fosil dan batubara dan meminta pemerintah agar serius dengan kebijakan yang berpihak pada lingkungan dan rakyat. 

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement