Ahad 26 Sep 2021 22:00 WIB

Car Free Day Kota Mataram Belum Resmi Dibuka

'Car Free Day' di Jalan Udayan, Kota Mataram, belum dibuka.

'Car Free Day' di Jalan Udayan, Kota Mataram, belum dibuka.
Foto: ANTARA/Siswowidodo
'Car Free Day' di Jalan Udayan, Kota Mataram, belum dibuka.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menegaskan bahwa kegiatan hari tanpa kendaraan bermotor atau car free day (CFD) di sepanjang Jalan Udayan belum dibuka secara resmi sejak pandemi COVID-19 merebak di daerah ini. "Kalaupun sekarang sudah mulai ada aktivitas masyarakat di kawasan CFD, itu akan menjadi bahan evaluasi kami bersama Satgas COVID-19, pekan depan," kata Juru Bicara Satgas COVID-19 Kota Mataram I Nyoman Swandiasa di Mataram, Ahad (26/9).

Nyoman mengatakan, mulai ramainya aktivitas masyarakat baik untuk olah raga, berjualan, maupun kegiatan kemasyarakatan lainnya di kawasan Jalan Udayana yang menjadi areal CFD pada hari Minggu pagi. Swandiasa yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Mataram, mengatakan, kondisi yang terjadi hari Ahad ini segera dikoordinasikan bersama satgas serta organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.

Baca Juga

"Jika kondisinya CFD terkesan semarak dengan berbagai kegiatan masyarakat, kita akan mengambil langkah lebih tegas dengan melakukan penyekatan untuk menghindari terjadinya penumpukan atau kerumunan masyarakat yang beropotensi menjadi wadah penyebaran COVID-19," katanya.

Lebih jauh Swandiasa mengakui, selama ini kawasan Udayana menjadi tempat favorit masyarakat untuk rekreasi. Namun untuk saat ini, pemerintah kota belum memberikan izin terhadap kegiatan tersebut. "Kendati Kota Mataram sudah turun level dua PPKM, tetapi berbagai regulasi masih mengacu pada level tiga," katanya.

Kebijakan itu diambil Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana, katanya, sebagai langkah menekan laju penyebaran COVID-19 yang saat ini sudah mulai melandai di Kota Mataram. "Karenanya, masyarakat kami harapkan jangan menganggap penurunan level dua ini kita bisa melakukan euforia dengan berbagai kegiatan. Justru ini menjadi tantangan kita agar tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes)," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement