Ahad 26 Sep 2021 14:00 WIB

DPD Minta Pemerintah Lobi Arab Saudi untuk Pastikan Umroh

Pemerintah diminta melobi Arab Saudi agar mendapat kepastian pelaksanaan umroh

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Gita Amanda
Ilustrasi umroh. Ketua DPD La Nyalla Mahmud Mattalitti, mendorong pemerintah Indonesia melobi pemerintah Arab Saudi agar mendapat kepastian resmi terkait pelaksanaan umroh.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ilustrasi umroh. Ketua DPD La Nyalla Mahmud Mattalitti, mendorong pemerintah Indonesia melobi pemerintah Arab Saudi agar mendapat kepastian resmi terkait pelaksanaan umroh.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPD La Nyalla Mahmud Mattalitti, mendorong pemerintah Indonesia melobi pemerintah Arab Saudi agar mendapat kepastian resmi terkait pelaksanaan umroh. Sebab, mereka telah mengizinkan jamaah dari luar negaranya untuk melakukan ibadah umrah sejak 10 Agustus 2021 lalu.

"Pemerintah perlu mempersiapkan segala ikhtiar, komunikasi, upaya diplomasi tingkat tinggi dan pendekatan kepada pemerintah Arab Saudi agar mencabut larangan bagi jamaah umrah Indonesia," ujar La Nyalla lewat keterangan tertulisnya, Sabtu (26/9).

Baca Juga

Menurutnya, sinergitas kementerian terkait juga diperlukan. Karena, urusan umroh dan haji melibatkan beberapa pihak, antara lain Kementerian Agama, Kementerian Luar Negeri, dan Kementerian Kesehatan.

"Di saat Kemenlu dan Kemenag melakukan lobi, Kemenkes juga harus bergerak terus melakukan vaksinasi dosis lengkap kepada masyarakat Indonesia. Termasuk vaksin booster seperti yang diakui oleh otoritas di sana," ujar La Nyalla.

Saat ini, Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi memang mengharuskan jamaah umrah untuk melengkapi vaksinasi Covid-19. Adapun vaksin yang telah diakui pemerintah Arab Saudi, yakni AstraZeneca, Pfizer-BioNTech, Johnson & Johnson, dan Moderna.

"Karena sebagian besar masyarakat Indonesia memakai vaksin Sinovac, kita mendorong Kemenkes menyegerakan pemberian vaksin booster untuk kepentingan keberangkatan umrah," ujar La Nyalla.

Sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar, ia yakin lobi yang dilakukan oleh pemerintah akan sangat dipertimbangkan oleh Arab Saudi. Apalagi penanganan Covid-19 di Indonesia sudah mulai membaik.

"Namun jika kemudian diberikan kuota umrah, pemerintah jangan terlalu tinggi mematok target keberangkatan umroh. Harus diingat juga pasti biaya yang diperlukan akan lebih tinggi. Makanya harus dikomunikasikan dengan baik kepada jamaah dan asosiasi travel umroh haji sebagai penyelenggara," ujar La Nyalla.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement