Ahad 26 Sep 2021 06:03 WIB

Taliban Hukum Gantung Penculik di Afghanistan Barat

Taliban menggantung jenazah penculik di depan umum

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
 Kepala polisi distrik Taliban Shirullah Badri berdiri di depan bendera Taliban selama wawancara di kantornya di Kabul, Afghanistan, Senin, 20 September 2021.
Foto: AP/Felipe Dana
Kepala polisi distrik Taliban Shirullah Badri berdiri di depan bendera Taliban selama wawancara di kantornya di Kabul, Afghanistan, Senin, 20 September 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, HERAT -- Otoritas Taliban di kota Herat, Afghanistan barat, membunuh empat orang yang diduga penculik. Pejabat pemerintah setempat mengatakan, Taliban menggantung jenazah penculik di depan umum untuk mencegah orang lain melakukan hal sama, Sabtu (25/9).

Wakil Gubernur Herat, Sher Ahmad Ammar, mengatakan orang-orang itu telah menculik seorang pengusaha lokal dan putranya serta bermaksud membawa mereka ke luar kota. Saat peristiwa itu, mereka terlihat oleh patroli yang mendirikan pos-pos pemeriksaan di sekitar kota.

Baca Juga

Baku tembak terjadi di mana keempatnya tewas, sementara satu tentara Taliban terluka. "Jenazah mereka dibawa ke alun-alun dan digantung di kota sebagai pelajaran bagi penculik lainnya," kata Ammar. 

Ammar mengatakan, dua korban penculikan dibebaskan tanpa cedera.

Warga Herat, Mohammad Nazir, mengatakan dia sedang berbelanja makanan di dekat Alun-Alun Mostofiat kota itu ketika dia mendengar pengumuman melalui pengeras suara yang meminta perhatian orang-orang. "Ketika saya melangkah maju, saya melihat mereka membawa mayat di truk pickup, kemudian mereka menggantungnya di derek," katanya.

Rekaman mayat berlumuran darah dibagikan secara luas di media sosial. Video itu menunjukkan sebuah catatan yang disematkan di dada seorang yang tergantung bertuliskan "Ini adalah hukuman untuk penculikan". Tidak ada mayat lain yang terlihat tetapi posting media sosial mengatakan sisa orang lain yang digantung terdapat di bagian lain kota.

Dalam sebuah wawancara dengan Associated Press yang diterbitkan minggu ini, tokoh senior Taliban Mullah Nooruddin Turabi mengatakan kelompok itu akan mengembalikan hukuman seperti amputasi dan eksekusi untuk mencegah penjahat. Meskipun ada kecaman internasional, Taliban mengatakan akan terus menjatuhkan hukuman cepat dan berat pada pelanggar hukum untuk menghentikan kejahatan seperti perampokan, pembunuhan, dan penculikan, yang telah meluas di Afghanistan.

Amerika Serikat (AS) mengecam komentar Turabi tersebut. Washington mengatakan setiap pengakuan potensial terhadap pemerintah yang dipimpin Taliban akan bergantung pada penghormatan terhadap hak asasi manusia.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement