Sabtu 25 Sep 2021 17:50 WIB

Mendagri Minta Pemda Perbaiki Pengelolaan Data Covid-19

Pemerintah daerah menggenjot vaksinasi di masing-masing daerah.

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian (tengah) menjawab pertanyaan wartawan usai melakukan pertemuan di Kantor Gubernur Sulawesi Tengah di Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (24/9/2021). Kunjungan kerja Mendagri tersebut dalam rangka mengevaluasi penanganan pandemi COVID-19 oleh pemerintah daerah. Dalam kunjungan tersebut, Tito Karnavian juga meminta pemerintah daerah untuk mempersiapkan skenario penanganan bila gelombang COVID-19 kembali terjadi.
Foto: Antara/Mohamad Hamzah
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian (tengah) menjawab pertanyaan wartawan usai melakukan pertemuan di Kantor Gubernur Sulawesi Tengah di Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (24/9/2021). Kunjungan kerja Mendagri tersebut dalam rangka mengevaluasi penanganan pandemi COVID-19 oleh pemerintah daerah. Dalam kunjungan tersebut, Tito Karnavian juga meminta pemerintah daerah untuk mempersiapkan skenario penanganan bila gelombang COVID-19 kembali terjadi.

REPUBLIKA.CO.ID, PALU--Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian meminta pemerintah daerah di Sulawesi Tengah memperbaiki pengelolaan data penanganan Covid-19. Tujuannya, penanganan Covid-19 bisa dilakukan secara optimal.

"Saya juga menyampaikan beberapa hal mengenai pendataan beberapa daerah lain ada yang kurang pas, sehingga data yang masuk salah," ujar Tito Karnavian saat melakukan kunjungan kerja di Kota Palu, Sabtu (25/9).

Tito menambahkan, ada beberapa daerah yang salah dalam memasukkan dalam mengenai kondisi dan situasi Covid-19. Akibatnya, penentuan level untuk pemerlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pun salah. "Saya tahu misalnya di Kota Poso, jumlah kasusnya mungkin tidak terlalu banyak tapi positif rate-nya jadi tinggi, angka kasusnya tinggi. Saya ada PCR-nya nggak, nggak ada PCR di sana. Jadi jumlah testingnya rendah, kalau yang ditesnya 10 orang yang positifnya lima, positif ratenya disebut 50 persen. Kalau 50 persen, dimatanya pusat ini bahaya, penduduknya 50 persen positif semua, maka harus level empat," ujarnya.

Belum lagi, kata Tito menyangkut dengan data yang diinput. Beberapa daerah memasukkan data beberapa pekan lalu. "Beberapa daerah datanya yang masuk harusnya pekan itu juga, karena menentukan level PPKM berdasarkan data pekan itu juga. Jangan data yang sudah tiga empat pekan berlalu dimasukkan," sebutnya.

"Kalau sudah 21 hari ya kemungkinannya cuman ada dua, sembuh atau wafat. Maka data-data perlu dibersihkan yang lewat 21 hari dan dilaporkan sebagai data kasus," sebutnya.

Tito menegaskan data untuk pelaporan dalam rangka untuk pengambilan kebijakan, maka datanya harus yang ril di pekan itu. Tito meminta dalam penanganan penularan Covid-19 di wilayah Sulteng, perlu diprioritaskan di wilayah padat permukiman penduduk seperti di Kota Palu, Luwuk Banggai, Donggala, Tolitoli dan Poso.

Mendagri juga meminta agar pemerintah daerah menggenjot vaksinasi di masing-masing daerah untuk membangun kekebalan tubuh masyarakat terhadap Covid. "Kepala Dinas Kesehatan agar menganalisis, kasus pasien Covid-19 yang meninggal dunia terjadi di daerah mana yang paling banyak, kelompok usianya seperti apa, maka program vaksinasi prioritaskan pada mereka, agar angka kematian menurun," tegasnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement