Sabtu 25 Sep 2021 06:15 WIB

Libya Rencanakan Konferensi Internasional untuk Stabilitas

Pemilihan nasional Libya, rencananya berlangsung pada 24 Desember.

Rep: Puti Almas/ Red: Teguh Firmansyah
Tentara Libya
Foto: Anadolu Agency
Tentara Libya

REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Kepala dewan kepresidenan Libya Mohammed al-Menfi berencana mengadakan konferensi internasional pada Oktober, yang ditujukan sebagai upaya menggalang dukungan bagi stabilitas negara itu.  Dalam sebuah pernyataan di Majelis Umum PBB di New York, Al-Menfi mengatakan bahwa konferensi tersebut bertujuan memastikan dukungan internasional yang bersatu dan konsisten. Ia berharap bahwa acara ini dapat memulihkan rasa kepemimpinan dan kepemilikan Libya atas masa depan negara itu.

“Kami dihadapkan pada tantangan serius dan perkembangan cepat yang memaksa untuk memikirkan opsi lebih realistis dan praktis untuk menghindari kebuntuan dalam proses politik, yang pada gilirannya dapat merusak pemilu yang akan datang dan membawa kita kembali ke titik awal," ujar Al-Menfi, dilansir Al Arabiya, Jumat (24/9).

Baca Juga

Pemilihan nasional Libya, rencananya berlangsung pada 24 Desember. Ini dianggap sebagai langkah untuk mengakhiri krisis selama satu dekade di negara Afrika tersebut. "Libya berada pada titik kritis," jelas Al-Menfi.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian mengatakan bahwa negaranya, bersama dengan Jerman dan Italia akan menjadi tuan rumah bersama konferensi internasional Libya pada 12 November. Hal ini diharapkan dapat mewujudkan pelaksanaan pemilihan di negara itu.

Pada 2014, faksi timur dan barat membagi Libya menjadi dua dalam perang saudara, dengan pemerintah yang diakui secara internasional di Ibu Kota Tripoli dan pemerintahan saingan yang didukung oleh kongres negara itu di wilayah timur.

Pemilihan pada 24 Desember dimandatkan oleh Forum Dialog Politik Libya, majelis yang dipilih PBB yang menetapkan peta jalan bagi perdamaian di negara itu. Sampai pemilihan diadakan, majelis memilih tiga orang dewan kepresidenan yang dipimpin oleh Al-Menfi dan mengangkat Abdulhamid Dbeibeh sebagai perdana menteri sementara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement