Jumat 24 Sep 2021 21:11 WIB

Pemprov Jabar Dalami Data 149 Sekolah Klaster Covid 19

Pemprov belum dapat memastikan bahwa sebanyak 150 klaster sekolah itu benar adanya.

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Gubernur Jawa barat Ridwan Kamil buka suara terkait 149 sekolah di Jawa Barat yang menjadi klaster penularan Covid-19 selama menggelar PTM terbatas. Data tersebut,  bersumber dari survei Kemendikbudristek terhadap sekolah yang dipublikasikan pada laman https://sekolah.data.kemdikbud.go.id per Kamis, 23 September 2021.
Foto: Dok Pemprov Jabar
Gubernur Jawa barat Ridwan Kamil buka suara terkait 149 sekolah di Jawa Barat yang menjadi klaster penularan Covid-19 selama menggelar PTM terbatas. Data tersebut, bersumber dari survei Kemendikbudristek terhadap sekolah yang dipublikasikan pada laman https://sekolah.data.kemdikbud.go.id per Kamis, 23 September 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Gubernur Jawa barat Ridwan Kamil buka suara terkait 149 sekolah di Jawa Barat yang menjadi klaster penularan Covid-19 selama menggelar PTM terbatas. Data tersebut,  bersumber dari survei Kemendikbudristek terhadap sekolah yang dipublikasikan pada laman https://sekolah.data.kemdikbud.go.id per Kamis, 23 September 2021.

Menurut Ridwan Kamil, saat ini pihaknya sedang mendalami terkait munculnya klaster di sekolah tersebut. Mengingat, data tersebut belum bisa dikatakan valid dan pihaknya belum mendapatkan konfirmasi dari pusat. "Laporan hari ini dari dinas pendidikan kami bahwa itu datanya belum valid. Sudah di cek ke pusat darimana datanya belum terkonfirmasi," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, Jumat (24/9). 

Emil mengatakan, pihaknya belum dapat memastikan bahwa sebanyak 150 klaster sekolah itu benar adanya. Karena, kalau memang benar terdapat klaster penularan Covid-19, tentu akan diketahui dulu oleh Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jabar. 

Menurutnya, Dinas Pendidikan Jawa Barat pun sudah menugaskan tim untuk memastikan keberadaan klaster penularan Covid-19 di 150 sekolah tersebut.  "Jadi kami belum bisa mengiyakan terjadi klaster di 150 sekolah, Karena kalau ada pasti komite duluan sudah mendapatkan datanya. Nah tim dari disdik Jabar memeriksa dan hasilnya belum bisa dikonfimasi,"  katanya. 

Perlu diketahui, 150 klaster sekolah tersebut setara dengan 2,25 persen dari total 6.616 sekolah di Jawa Barat yang telah mengisi survei sampai hari ini. Klaster ini karena terpapar 1.152 guru dan tenaga kependidikan serta 2.478 siswa dari sejumlah sekolah tersebut terinfeksi Covid-19

Persentase klaster Covid-19 paling tinggi didapati pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMA) yang sebanyak 4,66 persen atau 16 sekolah dari 343 sekolah. Di jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebanyak 29 sekolah atau 1,89 persen. Kemudian di jenjang Sekolah Dasar (SD) ada 61 sekolah atau 2,14 persen.

Sementara klaster pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) terdapat 24 sekolah atau setara 2,15 persen. Di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ada sembilan sekolah atau 1,72 persen dan Sekolah Luar Biasa (SLB) terdapat dua sekolah atau 2,06 persen. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement