Jumat 24 Sep 2021 11:41 WIB

3 Masukan Presiden Jokowi kepada Dunia untuk Atasi Pandemi

Presiden Jokowi usul dibangun sistem kesehatan global seperti IMF di keuangan.

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin usai acara Global COVID-19 Summit secara virtual, Rabu (22/9). Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menghadiri Global Covid-19 Summit di sela-sela acara United Nation General Assembly atas undangan pribadi dari Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Jokowi memberikan tiga masukan untuk negara lain dalam mengatasi pandemi Covid-19.
Foto: sehatnegeriku.kemkes.go.id
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin usai acara Global COVID-19 Summit secara virtual, Rabu (22/9). Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menghadiri Global Covid-19 Summit di sela-sela acara United Nation General Assembly atas undangan pribadi dari Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Jokowi memberikan tiga masukan untuk negara lain dalam mengatasi pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menghadiri Global Covid-19 Summit di sela-sela acara United Nation General Assembly atas undangan pribadi dari Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Jokowi memberikan tiga masukan untuk negara lain dalam mengatasi pandemi Covid-19.

“Pada kesempatan tersebut, Presiden Jokowi sebagai salah satu dari empat pimpinan di dunia yang dipilih secara pribadi oleh presiden Amerika Serikat Joe Biden untuk memberikan masukan bagaimana kita bisa segera mengatasi pandemi Covid-19,” kata Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin usai acara Global Covid-19 Summit secara virtual, Rabu (22/9).

Ajakan dari Presiden Amerika tersebut disambut dengan baik oleh Presiden Joko Widodo. Menkes menjelaskan Presiden Indonesia menekankan yang pertama perlu segera dibangun adalah arsitektur sistem ketahanan Kesehatan Global yang baru. Karena sistem Kesehatan antar negara berhubungan erat, terutama di masa Pandemi ini.

“Dan kalau kita melihat bahwa di sistem keuangan dunia sudah tertata secara global, arsitekturnya dengan baik, maka Indonesia merasa perlu membawa arsitektur sistem kesehatan global juga ditata dengan baik,” kata Menkes Budi.

Hal kedua yang disampaikan Presiden Jokowi, lanjut Menkes, adalah bahwa perlu segera dibangun mekanisme global untuk sumber daya kesehatan yang bisa diakses oleh seluruh negara, terutama negara-negara berkembang dalam menghadapi krisis kesehatan. Sama seperti sistem ketahanan keuangan Global yang dibangun dalam bentuk mekanisme IMF yang tata kelolanya sudah jelas, partisipasinya pun juga jelas.

Baca juga : Jokowi Soroti Diskriminasi Vaksin Covid di Sidang PBB

Hal tersebut sudah terbukti bisa menyelamatkan kondisi keuangan baik secara fiskal atau moneter di negara-negara berkembang. “Indonesia merasa bahwa kita perlu membangun sistem support kesehatan secara global yang mirip dengan sistem support keuangan secara global seperti adanya IMF,” kata Menkes mengulangi ucapan Presiden Jokowi.

Masukan Ketiga yang disampaikan Presiden Jokowi adalah perlunya menyusun protokol kesehatan standar agar semua aktifitas global baik itu transportasi, pertemuan, atau acara-acara lainnya bisa mengikuti standar protokol yang sama. 

Presiden Jokowi menganalogikan setiap orang tidak pernah pusing kalau masuk ke negara lain karena adanya paspor dan satu dokumen itu sudah sama di seluruh negara. Sebaliknya akan sulit melakukan perjalanan ke luar negeri jika paspor untuk masuk ke setiap negara berbeda-beda.

“Sama juga dengan protokol kesehatan, kita harus standardisasi juga agar memudahkan gerakan dari seluruh orang ke seluruh negara di dunia,” ucap Menkes.

Ketiga masukan tersebut menjadi perhatian Presiden Jokowi, mengingat Indonesia akan memegang Presidensi G20 tahun depan. Indonesia juga, kata Menkes Budi, berkomitmen siap menjadi salah satu Global Manufacturing Hub dari vaksin MRNA yang nantinya akan sangat dibutuhkan untuk memvaksinasi jutaan orang di dunia.

“Indonesia juga menyatakan bahwa kita siap untuk menyusun arsitektur global sistem ketahan kesehatan yang baru dan juga siap berkontribusi dan menyusun sistem keuangan yang bisa mensupport bila ada negara-negara berkembang yang mengalami masalah kesehatan,” tutur Menkes.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement