Jumat 24 Sep 2021 08:57 WIB

Pria Ini Raup Untung Ratusan Juta dari Budi Daya Madu

Sejak 2018, Maskuni menjual madu kelulut dengan hasil hingga Rp 445 juta.

Peternak memanen madu kelulut di salah satu tempat budi daya madu. ilustrasi
Foto: ANTARA /Syifa Yulinnas
Peternak memanen madu kelulut di salah satu tempat budi daya madu. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNG -- Maskuni, pria 49 tahun ini bisa menjadi salah seorang inspirator dalam budi daya madu. Dia berupaya membangun bisnis yang bersumber dari kawasan hutan yang berada di sekitar tempat tinggalnya.

Warga Desa Haur Batu, Kecamatan Paringin, Kabupaten Balangan Provinsi Kalimantan Selatan ini mampu membuktikan, bahwa bila kita mampu merawat alam, maka alam akan memberikan banyak manfaat dan sumber rejeki yang berlimpah. Terbukti, Maskuni kini mampu mengembangkan bisnis madu lebah kelulut dengan pendapatan yang fantastis.

Baca Juga

Sejak pertengahan 2018 hingga kini, Maskuni telah mampu menjual madu hingga 772 liter dengan hasil penjualan sekitar Rp 445 juta. Usahanya tersebut berawal saat dia menderita sakit lambung kronis. Ketika merasa sakit, Maskuni mencoba meminum madu kalulut, dan ternyata dia bisa sembuh.Sejak saat itu, dia yakin bahwa madu ini akan mampu menjadi bisnis yang menguntungkan, karena selain rasanya yang asam-asam manis, madu tersebut juga mampu menyembuhkan penyakit.

Keyakinan tersebut ternyata benar. Madu kalulut akhirnya menjadi primadona bisnis hasil hutan yang banyak dicari warga, karena khasiatnya mampu menyehatkan sekaligus bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Informasi dari mulut ke mulut terkait khasiat madu kelulut dan potensi bisnisnya, terus menyebar, sehingga warga pun banyak yang ikut memburu sarang-sarang madu kelulut di dalam hutan.

Menyadari semakin banyaknya warga yang tertarik untuk berburu madu lebah hitam berukuran kecil ini membuat Maskuni khawatir dan gelisah. Dia khawatir, lama kelamaan, bila banyak warga yang terus memburu dan mengeksploitasi hewan penghasil madu dengan cita rasa yang khas dan segar tersebut akan punah.

Akhirnya, Maskuni berjuang keras untuk mendapatkan cara, bagaimana agar dia dan warga lainnya tetap bisa mendapatkan hasil, tanpa harus membuat punah sumber daya fauna tersebut. Kegelisahan ini mendorong Maskuni untuk berubah. Ia bertekad menyelamatkan dan merawat koloni lebah melalui budi daya lebah madu kalulut.

Baca juga : Kementerian ESDM: Tarif PLTS Atap akan Lebih Kompetitif

 

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement