Jumat 24 Sep 2021 06:43 WIB

Artefak Berusia 3.500 Tahun Dikembalikan ke Irak

Artefak sebelumnya dijarah dari museum Irak 30 tahun lalu dan kini dikembalikan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Dwi Murdaningsih
Sebuah artefak tanah liat berusia 3.500 tahun yang ditemukan di reruntuhan perpustakaan raja Mesopotamia kuno
Foto: Agen federal dengan Investigasi Keamanan Dala
Sebuah artefak tanah liat berusia 3.500 tahun yang ditemukan di reruntuhan perpustakaan raja Mesopotamia kuno

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sebuah artefak tanah liat berusia 3.500 tahun yang ditemukan di reruntuhan perpustakaan raja Mesopotamia kuno akhirnya kembali ke negaranya. Benda bersejarah ini sebelumnya dijarah dari museum Irak 30 tahun lalu dan kini dibawa kembali ke Irak.

Benda berbentuk seperti tablet yang terbuat dari tanah liat runcing ini senilai  1,7 juta dolar AS. Artefak itu ditemukan pada 1853 sebagai bagian dari koleksi 12 tablet di puing-puing perpustakaan Raja Assur Banipal dari Asyur. 

Baca Juga

Para pejabat percaya itu diimpor secara ilegal ke Amerika Serikat (AS) pada 2003. Kemudian benda tersebut dijual ke Hobby Lobby dan akhirnya dipajang di Museum of the Bible di ibu kota negara itu.

Agen federal dengan Investigasi Keamanan Dalam Negeri menyita benda yang dikenal sebagai tablet Gilgamesh Dream ini dari museum pada September 2019. Beberapa bulan kemudian, jaksa federal di Brooklyn, New York, memulai proses pengadilan penyitaan sipil yang mengakibatkan pemulangan. Pemulangan ini dijadwalkan untuk Kamis sore (23/9), dengan sebuah upacara di Museum Nasional Indian Amerika Smithsonian yang akan menyertakan pejabat dari Irak.

"Dengan mengembalikan benda-benda yang diperoleh secara ilegal ini, pihak berwenang  di AS dan di Irak mengizinkan orang-orang Irak untuk terhubung kembali dengan halaman dalam sejarah mereka,” kata Direktur Jenderal Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Audrey Azoulay. 

Baca juga : Jejak dan Sejarah Rute Pelayaran Afro-Arab - Indonesia

Pengembalian itu adalah bagian dari upaya oleh pihak berwenang di AS dan di seluruh dunia untuk mengembalikan barang antik yang dicuri dari negara asal. Di tahun-tahun sebelumnya, barang-barang seperti itu mungkin tidak akan pernah berhasil kembali. 

Pasar gelap untuk relik ini sangat luas, seperti juga jaringan kriminal dan penyelundup yang berurusan dengan barang curian dan memalsukan data kepemilikan. 

"Restitusi yang luar biasa ini merupakan kemenangan besar atas mereka yang merusak warisan dan kemudian memperdagangkannya untuk membiayai kekerasan dan terorisme," ujar Azoulay. 

Untuk penjabat kepala Investigasi Keamanan Dalam Negeri yang menemukan dan menyelidiki asal-usul tablet, pemulangan itu bersifat pribadi. Orang tua Steve Francis lahir di Irak, bagian dari kelompok kecil yang dikenal sebagai orang Irak Kasdim yang beragama Kristen. Dia ditugaskan ke unit bea cukai AS pada 2003 yang dikirim ke Irak untuk membantu melindungi artefak yang dijarah.

"Ini benar-benar istimewa bagi saya. Saya seorang Irak Kasdim dan memimpin agensi yang melakukan pekerjaan ini. Ini benar-benar sesuatu," kata Francis. 

Pihak berwenang juga memulangkan patung Ram Sumeria yang disita dalam kasus terpisah. Bendadari 3000 SM ini digunakan untuk sumpah agama di kuil-kuil Sumeria. 

Para penyelidik percaya bahwa itu telah dicuri dari sebuah situs arkeologi di Irak selatan, kemudian dijadikan sebagai bagian dari koleksi yang telah ditemukan bertahun-tahun sebelumnya. Tim Investigasi Keamanan Dalam Negeri, penasaran dengan ukuran koleksinya, mencarinya dan menemukan bahwa benda berbentuk domba jantan itu tidak ada di antara barang-barang yang terdaftar. Penjual akhirnya mengaku.

Baca juga : Naskah Khutbah Jumat: Keikhlasan

Investigasi Keamanan Dalam Negeri telah mengembalikan lebih dari 15.000 barang di 40 negara, termasuk setidaknya 5.000 artefak ke Irak sejak 2008. Banyak dari kasus tersebut berasal dari kantor badan di New York, dengan tim agen sedang menyelidiki perdagangan kekayaan budaya dan artefak curian, termasuk tablet lain dan segel tanah liat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement