Jumat 24 Sep 2021 06:18 WIB

Mahasiswa UMM Kreasikan Camilan Susu Sapi Panggang 

Produk camilan ini dapat bertahan selama satu minggu setelah proses pengolahan.

Rep: Wilda Fizriyani / Red: Agus Yulianto
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengkreasikan susu sapi perah menjadi produk camilan bernama susu sapi panggang.
Foto: dok. Humas UMM
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengkreasikan susu sapi perah menjadi produk camilan bernama susu sapi panggang.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Sejumlah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengkreasikan susu sapi perah menjadi produk camilan bernama susu sapi panggang. Bermitra dengan warga Desa Ngroto Pujon, inovasi ini diikutsertakan dalam Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM-PM) dan meraih pendanaan dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).

Salah satu anggota tim, Cynthia Angelina, mengatakan, Desa Ngroto Pujon merupakan desa yang terkenal akan produk susu sapi perah. Hal ini dikarenakan mayoritas penduduknya bekerja sebagai peternak sapi. "Sayangnya, ketika panen tiba selalu ada sisa susu yang tidak terjual," kata Cynthia dalam pesan resmi yang diterima Republika, Kamis (23/9).

Meskipun mengalami kerugian, masyarakat tidak berupaya untuk mengolah sisa susu tersebut menjadi produk lain yang bernilai ekonomis. Berdasarkan masalah tersebut, mahasiswa UMM mencoba memanfaatkan susu sisa dengan membuat kreasi camilan baru nan unik berupa susu sapi panggang.

Pada proses pembuatannya, tim bekerja sama dengan ibu-ibu Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Produk camilan ini dapat bertahan selama satu minggu setelah proses pengolahan.

Mahasiswa Prodi Kesejahteraan Sosial UMM ini mengatakan, proses pembuatan camilan diawali dengan memasak susu hingga setengah matang. Kemudian memasukkan bahan-bahan tambahan yang diaduk hingga tercampur dengan baik. Jika sudah mengental, adonan didiamkan lalu menyimpannya hingga bisa dibentuk dengan mudah. 

"Terakhir, kami tinggal memotong sesuai selera dan memanggangnya,” ucapnya.

Tak hanya terbatas pada proses pembuatan camilan susu sapi panggang, dalam waktu tiga bulan masa PKM, tim juga mendampingi warga dalam pemasaran produk. Selain itu, tim PKM ini juga membantu pihak desa untuk mengurus perizinan Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT). Dengan diurusnya PIRT ini, maka akan meningkatkan jaminan mutu dan nilai jual dari produk camilan.

Cynthia tak menampik, pada pertengahan masa PKM, program tersebut mengalami kendala karena adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Oleh karena itu, ia dan tim mengubah sistem yang awalnya luring menjadi daring dengan menggunakan Zoom. 

Untuk menjalankan program ini, Cynthia ditemani oleh empat orang anggota yaitu Khairunnisa dan Nanda Fatika Ningrum dari Prodi Kesejahteraan Sosial, Desy Tania Fitriani dari Prodi Teknologi Pangan, serta Hima Ilda Imrotul Fauziyah dari Prodi Peternakan. Tim berharap dengan adanya PKM ini dapat membantu perekonomian masyarakat. Kemudian bisa terus menjadi kegiatan berkelanjutan serta mampu menjadikan camilan ini sebagai suatu produk unggulan di Desa Ngroto.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement