Jumat 24 Sep 2021 03:48 WIB

Komnas PA Edukasi Bahaya Zat BPA Melalui Program PAUD

Komnas PA melakukan gerakan edukasi melalui sosialisasi bahaya Zat BPA.

Arist Merdeka Sirait
Foto:

Sosialisasi ini bisa dibilang sebagai langkah awal dari gerakan kampanye untuk menghindari penggunaan kemasan plastik yang mengandung zat BPA berbahaya. 

"Jadi sekarang sudah saatnya sosialisasi kepada ibu - ibu dan anak anak usia dini agar sudah mengetahui bahaya zat BPA dari kemasan plastik No.7"  tutur Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait. 

Targetnya, para ibu - ibu dan anak anak sudah tidak lagi mengonsumsi makanan dan minuman dari kemasan yang mengandung zat BPA, seperti salah satunya yaitu air minum dalam kemasan dari galon guna ulang dengan kode plastik No.7 di dalam bujur segitiga yang nampak tertulis di kemasan. 

Para ibu - ibu itu jadi tahu apa itu senyawa zat BPA? Senyawa zat BPA tak lain singkatan dari Bisphenol A. Berdasarkan struktur kimianya, zat BPA mempunyai dua gugus fenil, dua gugus metil dan dua gugus hidroksil (alkohol). 

Dalam bentuk bebas zat BPA dapat larut dalam lemak. Namun melalui proses metabolisme di dalam hati diubah menjadi senyawa yang agak lebih hidrofilik alias dapat larut dalam air. 

Lantas bagaimana zat BPA bisa meracuni usia rentan seperti bayi, balita  dan janin pada ibu hamil? Selama ini, botol bayi, piring bayi, dot bayi, sendok bayi dan segala peralatan bayi sudah free zat BPA. Tentu berdasarkan peraturan pemerintah agar peralatan bayi free zat BPA. Akan tetapi hal itu tidak akan  bekerja baik apabila dalam membuat susu bayi, atau menyenduh makanan bayi masih menggunakan air dari dispenser galon guna ulang. Inilah awal zat BPA bermigrasi dan berpotensi masuk ke dalam tumbuh. Partikel zat BPA dari galon guna ulang bermigrasi ke air, lalu dari air ini masuk ke dalam tubuh setelah digunakan untuk membuat makanan bayi dan anak- anak atau membuat susu. 

Begitu  masuk ke dalam tubuh, zat BPA akan meniru hormon estrogen. Zat BPA juga salah satu senyawa endocrine disruptors yang akan mengganggu biosintesis, sekresi atau metabolisme alami suatu hormon. 

"Zat BPA dapat masuk ke dalam tubuh melalui beberapa rute paparan. Namun yang utama adalah tertelan melalui makanan atau minuman, bisa saja melalui kulit dari mainan yang terkelupas, " ungkap Arist Merdeka Sirait. 

Usai acara edukasi bahaya zat BPA, Arist Merdeka Sirait bersama puluhan siswa PAUD menyuarakan yel yel untuk menolak BPA. 

"Stop BPA ... stop BPA.... Anak terlindungi Indonesia Maju," begitu bunyi yel yel yang disuarakan dengan lantang bersama sama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement