Kamis 23 Sep 2021 13:26 WIB

Jokowi Soroti Pemulihan Covid-19 untuk Presidensi G20

Fokus presidensi Indonesia untuk G20 disampaikan Jokowi di Sidang Majelis Umum PBB

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Dalam foto yang diambil dari video dan ditampilkan di markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa, Presiden Indonesia Joko Widodo berbicara dari jarak jauh di sesi ke-76 Majelis Umum PBB dalam pesan yang direkam sebelumnya, Rabu, 22 September 2021.
Foto: AP/UN Web TV
Dalam foto yang diambil dari video dan ditampilkan di markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa, Presiden Indonesia Joko Widodo berbicara dari jarak jauh di sesi ke-76 Majelis Umum PBB dalam pesan yang direkam sebelumnya, Rabu, 22 September 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan presidensi Indonesia untuk G20 tahun 2022 mendatang di sesi debat umum Sidang Majelis Umum ke-76 Perserikatan Bangsa-Bangsa (SMU PBB) secara virtual, Kamis (23/9) pagi.

"Presiden sampaikan mengenai tema besar Presidensi Indoneisa adalah recover together, recover stronger," ujar Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi dalam briefing virtual usai pidato Presiden, Kamis.

Baca Juga

Presiden Jokowi, kata Retno, juga menekankan bahwa presidensi Indonesia di G20 akan memajukan kepentingan semua pihak. Hal itu berarti inklusivitas masuk di dalamnya, termasuk kelompok rentan.

Dalam presidensi G20 mendatang, Indonesia juga akan memberikan perhatian pada ekonomi hijau dan berkelanjutan. Indonesia menyatakan, bahwa Indonesia memiliki nilai strategis dalam isu perubahan iklim.

"Di akhir pidatonya presiden menyampaikan pentingnya berbagi beban dan pentingnya multilateralisme yang efektif dengan kerja dan hasil konkret," kata Retno.

"Let us work together to recover together, recover stronger," tutup Presiden RI dalam pidatonya.

Sebanyak 195 negara berpartisipasi dalam High Level Week Sidang Majelis Umum ke-76 PBB. Sebanyak 107 di antaranya berpartisipasi pada tingkat kepala negara, baik yang hadir maupun yang menyampaikan pernyataan secara virtual. Dari ASEAN, hampir semua pemimpin menyampaikan pernyataan secara virtual, kecuali presiden Vietnam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement