REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mengungkapkan krisis yang sedang dialami perusahaan properti di China, Evergrande memberikan dampak terhadap ekonomi dunia termasuk Indonesia. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan Indonesia harus bisa mempelajari situasi ekonomi China karena kenaikan ekspor terutama komoditas akan dipengaruhi pemulihan ekonomi global, terutama pergerakan mitra-mitra dagang utama Indonesia.
“Isu risiko stabilitas sektor keuangan terutama di China itu menjadi perhatian pada minggu-minggu ini," ujarnya saat konferensi pers APBN KiTA secara virtual, Kamis (23/9).
Menurutnya perekonomian global menghadapi sejumlah risiko tekanan (down risk), khususnya terkait pandemi Covid-19. Selain risiko mutasi virus corona varian delta yang masih mungkin terjadi.
“Isu stabilitas sektor keuangan terutama di China menjadi perhatian, yaitu terjadinya gagal bayar dari satu perusahaan konstruksi real estate yang sangat besar, yaitu Evergrande," ungkapnya.
Maka itu, Sri Mulyani menyatakan pemerintah mewaspadai apa yang terjadi di perekonomian China. Meskipun begitu, menurut Sri Mulyani, perbaikan ekonomi berbagai negara membawa optimisme bagi Indonesia untuk mendorong kinerja perekonomian.
"Kita lihat pertumbuhan ekonomi global diharapkan akan positif," ucapnya.
Baca juga : Sri Mulyani: Realisasi Pajak Tumbuh Membaik Jadi Rp 741,3 T
Ikuti Whatsapp Channel Republika
