Kamis 23 Sep 2021 00:02 WIB

Longsor dan Angin Kencang Landa Dua Kecamatan di Sukabumi

Tidak ada korban jiwa dalam bencana longsor dan angin kencang di Sukabumi.

Bencana longsor dan angin kencang kembali menerjang dua kecamatan di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat (Foto: ilustrasi)
Foto: Antara/Basri Marzuki
Bencana longsor dan angin kencang kembali menerjang dua kecamatan di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat (Foto: ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Bencana longsor dan angin kencang kembali menerjang dua kecamatan di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Longsor terjadi di kecamatan Sukaraja dan Parakansalak yang mengakibatkan rumah milik warga rusak.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi melaporkan, bencana tanah longsor terjadi di Kampung Babakanpari RT 35/17, Desa Sukamekar, Kecamatan Sukaraja pada Rabu, (22/9) pagi. Sementara, angin kencang menerjang Kampung Pajagan, Desa/Kecamatan Parakansalak.

Baca Juga

"Tidak ada korban jiwa pada peristiwa tersebut tapi sejumlah rumah warga rusak," kata Sekretaris BPBD Kabupaten Sukabumi, Anita Mulyani kepada wartawan, Rabu (22/9).

Longsor di Kecamatan Sukaraja terjadi akibat tebing yang berada di belakang rumah milik warga tidak mampu menahan beban air hujan sehingga tanah menjadi rapuh. Beruntung material tanah menimpa bagian kamar mandi sehingga penghuni rumah tidak menjadi korban pada bencana tersebut. Akibat bencana ini, seluruh penghuni diungsikan ke rumah yang lebih aman karena khawatir terjadi longsor susulan.

Sementara, bencana angin kencang disertai hujan deras melanda Kecamatan Parakansalak mengakibatkan satu rumah milik warga roboh. Meskipun tidak ada korban jiwa, rumah milik warga tersebut tidak bisa dihuni.

Anita mengimbau kepada warga agar selalu waspada saat turun hujan apalagi insensitasnya tinggi yang disertai angin kencang. Dari 47 kecamatan yang ada di Kabupaten Sukabumi, seluruhnya rawan terjadi bencana.

"Maka dari itu, antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan warga harus selalu memantau kondisi di sekitar rumahnya apalagi yang tinggal di bantaran sungai, perbukitan, daerah bertebing dan lainnya," kata Anita.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement