Rabu 22 Sep 2021 22:03 WIB

Survei: Kepuasan terhadap Proses Vaksinasi Tinggi

Mayoritas yang vaksinasi pertama ingin menyelesaikan dosis kedua.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ratna Puspita
Hasil survei Change.org Indonesia, Katadata Insight Center (KIC) dan KawalCOVID19.id menunjukkan data bahwa hampir semua yang sudah mengalami proses vaksinasi pertama ingin menyelesaikan dua dosis. (Ilustrasi Vaksinasi Covid-19)
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Hasil survei Change.org Indonesia, Katadata Insight Center (KIC) dan KawalCOVID19.id menunjukkan data bahwa hampir semua yang sudah mengalami proses vaksinasi pertama ingin menyelesaikan dua dosis. (Ilustrasi Vaksinasi Covid-19)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil survei Change.org Indonesia, Katadata Insight Center (KIC) dan KawalCOVID19.id menunjukkan data bahwa hampir semua yang sudah mengalami proses vaksinasi pertama ingin menyelesaikan dua dosis. Selain itu, sebagian besar puas dengan proses vaksinasi dengan beberapa catatan perbaikan dalam pelaksanaannya.

Head of Katadata Insight Center (KIC) Adek Media Roza menyampaikan, secara umum, 87,2 persen responden puas dengan proses vaksinasi. "Di antara mereka yang mengatakan puas, mereka yang divaksinasi di tempat kerja, rumah sakit, atau sentra vaksinasi non-pemerintah dan klinik swasta memiliki tingkat kepuasan lebih tinggi dari rata-rata," ujarnya dalam keterangannya, Rabu (22/9).

Baca Juga

Di antara responden yang tidak puas, alasan yang disebut adalah terlalu ramai dan antrean panjang 58,5 persen, penjagaan jarak tidak ketat ketika mengantre 45,5 persen, dan proses pelayanan vaksinasi tidak teratur 36,9 persen, serta petugas yang kurang informatif 32,4 persen. "Sementara hal yang selama ini sering kita dengar seperti kesulitan mendapatkan sertifikat bukan menjadi alasan utama ketidakpuasan, dengan 12,3 persen atau 102 responden menyampaikan keluhan tersebut," tuturnya.

Campaigner dari Change.org Indonesia, Efraim Leonard, mengatakan, survei ini juga membantu memetakan yang dihadapi masyarakat terkait dengan pengalaman vaksinasi mereka. “Ini penting agar masyarakat bisa bergerak dan bersuara untuk memperbaiki program vaksinasi ke depannya," kata dia.

Co-founder KawalCOVID19.id Elina Ciptadi mengatakan, hasil survei mengafirmasi peran sentra vaksinasi serta fasilitas kesehatan sebagai ujung tombak percepatan vaksinasi. "Usulannya merupakan hal-hal praktis yang mudah dilaksanakan asalkan persiapan matang. Misalnya mencegah keramaian yang bisa diatasi dengan sistem pendaftaran sesuai kuota, pengetatan protokol kesehatan di lokasi, sampai bimbingan teknis petugas. Kuncinya adalah jangan sampai warga yang sudah antusias divaksinasi putus asa karena mengalami berbagai kendala," kata Elina.

Data survei

Survei ini disebarkan 6-21 Agustus 2021 secara online ke seluruh Indonesia dengan melibatkan 8.299 responden menggunakan metode convenience sampling. Dari hasil survei, sebanyak 32,8 persen dari 6.468 responden divaksinasi di sentra yang diadakan oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah, disusul dengan Puskesmas 21,8 persen, dan sentra vaksinasi non-pemerintah 17,2 persen. Kemudian, sebesar 9,2 persen responden menyatakan divaksinasi di tempat kerja. 

Sebesar 35,4 persen atau 2.288 responden yang sudah divaksinasi baru mendapatkan satu dosis ketika survei berlangsung, dan 93,9 persen dari mereka berniat melengkapi dosis kedua. Namun ada 6,1 persen yang tidak yakin dan tidak ingin melengkapi dosis kedua dengan alasan ragu akan efektivitas vaksin 56,8 persen, efek sampingnya terlalu berat 23,7 persen dan takut keramaian ketika proses vaksinasi 12,2 persen.

Ada juga di kelompok ini beberapa orang yang sedang menjalani isolasi maupun yang baru sembuh dari COVID-19 sehingga harus menunda dosis keduanya. Temuan lain survei ini adalah 2,5 persen atau 162 responden yang sudah divaksinasi mengatakan bahwa mereka sudah menerima dosis ketiga, 90 persen lebih dari mereka adalah tenaga kesehatan.

"Tapi ada 16 responden yang mengatakan ditawari dosis ketiga oleh pejabat setempat, ada informasinya jadi mereka datang untuk suntikan ketiga, punya kenalan yang mengurus tempat vaksinasi, sampai membayar untuk mendapatkan dosis ketiga," kata Adek.

“Detail ini mengkonfirmasi bahwa praktik pemberian dosis ketiga ke warga nonnakes terjadi di lapangan,” tambah Adek. Namun, ia menambahkan, bila dibandingkan dengan total responden yang telah divaksinasi yaitu 6.468 orang, porsinya hanya 0,2 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement