Rabu 22 Sep 2021 22:02 WIB

Perusahaan Swedia Siap Perluas Bisnis di Indonesia 

Volvo siap mempertimbangkan peluang bisnis penggunaan teknologi berbasis listrik.

Duta Besar RI untuk Swedia Kamapradipta Isnomo (kanan) dan Senior VP Volvo Group Per-Erik Lindström, Selasa (22/9)
Foto: Dokumentasi KBRI Stockholm
Duta Besar RI untuk Swedia Kamapradipta Isnomo (kanan) dan Senior VP Volvo Group Per-Erik Lindström, Selasa (22/9)

REPUBLIKA.CO.ID, GOTHENBURG – Sejumlah perusahaan Swedia menyatakan siap mengembangkan bisnis mereka di Indonesia, termasuk peluang teknologi berbasis listrik. Hal ini diungkap dalam kunjungan Duta Besar Indonesia untuk Swedia Kamapradipta Isnomo ke sejumlah perusahaan di Kota Gothenburg, Swedia, Selasa (21/9). 

”Indonesia terbuka untuk bisnis,” kata Kamapradipta dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Rabu (22/9). 

Sampai saat ini, terdapat lebih dari 100 perusahaan yang berasal atau memiliki keterkaitan dengan Swedia yang hadir di Indonesia. Bahkan, beberapa perusahaan tersebut telah lama hadir, seperti Ericsson sejak 1907, Volvo sejak 1975 dan SKF sejak 1986.

Di Gothenburg, Kamapradipta mengunjungi perusahaan-perusahaan besar Swedia yang telah berkiprah di Indonesia, yaitu Volvo Group, Volvo Cars, SKF, dan Ericsson. Ia mengundang perusahaan Swedia untuk lebih tingkatkan nilai investasi dan menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi dan distribusi, serta pengembangan teknologi baru. Sang dubes juga menyampaikan apresiasi atas hubungan bisnis yang telah berjalan baik dengan mitra lokal di Indonesia.

Dalam pertemuan dengan Ericsson, Head of Innovation and Sustainability, Jonas Wilhelmsson, menjelaskan berbagai contoh aplikasi teknologi baru yang saat ini dikembangkan Ericsson. Aplikasi itu menggunakan jaringan 5G, terutama pada industri transportasi publik.

”Ericsson meyakini teknologi 5G akan membawa perubahan signifikan dalam berbagai industri, terutama sektor transportasi dan pengembangan kota pintar. Ericsson akan terus bekerja sama dengan mitra lokal di Indonesia untuk perkenalkan teknologi baru tersebut untuk kemajuan sektor-sektor strategis”, ujar Wilhelmsson. 

Pada kunjungan ke Volvo Group dan Volvo Cars di pinggiran kota Gothenburg, Kamapradipta bertemu Senior Vice President Per-Erik Lindström, dan Vice President Tomas Andersson, beserta jajaran. Dalam pertemuan, sang dubes mengundang Volvo untuk memanfaatkan perkembangan industri baterai di Indonesia. Volvo berpeluang membangun pabrik kendaraan berbasis listrik sekaligus menjadikan Indonesia sebagai pusat pengembangan teknologi baterai.

”Volvo menyambut baik perkembangan industri baterai di Indonesia, dan akan mempertimbangkan peluang bisnis penggunaan teknologi berbasis listrik. Selain itu, Volvo juga siap memfasilitasi kebutuhan untuk penuhi teknologi transisi, seperti diesel bersih dan hibrida,” ujar SVP Lindström.

Pada akhir rangkaian pertemuan dengan pemain kunci industri di Gothenburg, Kamapradipta bertemu Presiden dan CEO SKF Rickard Gustafson. Dalam pertemuan itu, sang dubes menyampaikan apresiasi atas rencana relokasi bisnis dari negara kawasan ke Indonesia. SKF juga membantu program pendidikan vokasi bagi mahasiswa Indonesia.

”SKF siap untuk mengembangkan sayap bisnis di Indonesia dan melakukan investasi untuk meningkatan kapasitas SDM Indonesia”, ujar Gustafson.

 

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement