Rabu 22 Sep 2021 19:26 WIB

UMKM Binaan Telkom, Viera Sutra Alam Garut Sukses Berinovasi

Sistem penjualan dirubah memadukan offline dengan online dan marketplace.

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Viera Sutra Alam merupakan UMKM yang bergerak di bidang Tenun Sutra Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM), berlokasi di Jl Oto Iskandardinata No 12 Garut yang dimulai sejak Januari 2012.
Foto: istimewa
Viera Sutra Alam merupakan UMKM yang bergerak di bidang Tenun Sutra Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM), berlokasi di Jl Oto Iskandardinata No 12 Garut yang dimulai sejak Januari 2012.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Sudah hampir dua tahun, pandemi Covid 19 terjadi di Indonesia. Kondisi ini pun, berdampak pada kelangsungan usaha UMKM. Hal tersebut, terjadi pada UMKM Vierra Sutra Alam di Garut, Jawa Barat. 

Namun, berbeda dengan UMKM yang lain, Viera justru memanfaatkan masa sulit ini untuk lebih mengembangkan pemasaran. Pandemi ini, oleh Viera dijawab dengan inovasi.

Viera Sutra Alam merupakan UMKM yang bergerak di bidang Tenun Sutra Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM), berlokasi di Jl Oto Iskandardinata No 12 Garut yang dimulai sejak Januari 2012. 

“Awal pandemi lalu, kami sempat merumahkan karyawan. Hal itu terpaksa dilakukan karena penjualan via gallery atau tokonya hampir nol. Sebelum pandemi, bus-bus wisata menurunkan puluhan wisatawan di galeri,” ujar Owner Viera Sutra Alam, Ruda Pratama, kepada wartawan, Rabu (22/9).

Ruda mengatakan, untuk mempertahankan kondisi usahanya, ia kemudian mengubah sistem penjualan dengan mengkolaborasikan sistem penjualan offline di galerinya dengan sistem penjualan online memanfaatkan media sosial dan marketplace. Produk unggulan Viera adalah sutra bulu dan batik sutra khas Garut. Sementara kisaran harga produknya mulai dari Rp 80.000 hingga jutaan rupiah. “Saat ini cara yang efektif, memang promosi secara gencar di online.  Mulai dari promosi dan penjualan harus sudah online,” kata Ruda.

Menurutnya, akun instagram @batiksutragarut cukup populer, follower-nya sudah mencapat 37 ribuan. Pelanggan Viera pun semakin luas, tidak hanya di Pulau Jawa saja tapi juga hingga ke Makassar dan Papua. “Saya bersyukur pernah mengikuti pelatihan digital marketing yang diselenggarakan oleh Telkom,” kata Ruda. 

Saat ini, kata dia, penjualan via online sudah mencapai 50 persen dibanding penjualan offline sebelum pandemi.  Menurut Ruda, saat pandemi seperti ini orang-orang banyak menghabiskan waktunya di rumah saja dan berselancar di dunia maya. Sehingga, hal itu merupakan sebuah peluang yang harus dimanfaatkan oleh setiap pelaku usaha.

“Di online itu yang pertama memang otomatis kita harus terus memperkenalkan tenun garut. Bahwa di masa pandemi  kita nggak cuma itu-itu aja, justru harus terus berkarya kemudian berinovasi.  Setelah pandemi harapannya kita mempunyai produk baru dan berusaha mempertahankan perajin tenun utra alam,” paparnya.

Apalagi, kata Ruda, sebelum pandemi lalu, Tenun Garut sedang naik daun. “Ya sebetulnya karena Tenun Garut ini memang sekarang lagi disenengin oleh customer, terutama pecinta batik dan tenun,” katanya.

Sebagai mitra binaan Telkom, Viera sudah empat kali menerima bantuan modal atau dana bergulir. “Selain bantuan permodalan, kami juga dibantu dengan berbagai pelatihan, seperti pelatihan membuat pembukuan, pemasaran dan digital marketing," katanya.

Viera Sutra Alam memulai usahanya dengan 4 pegawai dengan Alat Tenun Bukan Mesin 1 buah. Setelah menjadi Mitra Binaan PT Telkom CDSA Garut, kini Viera mempunyai Pabrik sendiri dan memilik 40 pegawai  dari lingkungan sekitar tempat usaha serta mendatangkan bahan baku dari Korea dan Cina.

Kini, kata dia, usahanya berkembang pesat dan mempunyai konsumen tetap baik lokal maupun mancanegara. Produknya dipakai oleh sejumlah perancang busana papan atas, seperti Oscar Lawalata, Itang Yunaz dan perancang busana dari Perancis. “Ada fenomena menarik, perancang busana mileneal justru yang paling banyak menggunakan produk kami. Mereka menjadikan tenun sutra Garut lebih atraktif ketika digunakan milenial,” kata Ruda.

Di tengah situasi pandemi seperti ini, Ruda berharap masyarakat  bisa membantu para pengrajin yang saat ini sedang mengalami kesulitan. Dengan membeli produk buatan pengrajin diharapkan para pengrajin bisa berproduksi dan tetap bertahan di masa sulit ini.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement