Rabu 22 Sep 2021 18:24 WIB

Pengamat: Peluang Airlangga Ganjar Bisa Saja Terjadi

Ketum partai lebih mudah bisa mencalonkan diri.

Baliho Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto terpasang di kawasan Margonda, Depok, Jawa Barat, Rabu (11/8). Maraknya baliho sejumlah politisi di ruang publik tidak terlepas dari kontestasi politik pemilihan presiden pada 2024 mendatang dengan memanfaatkan baliho sebagai medium yang dianggap efektif untuk memperkenalkan diri kepada publik. Namun keberadaannya ditengah masa pandemi ini tidak selalu ditanggapi positif bagi masyarakat. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Baliho Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto terpasang di kawasan Margonda, Depok, Jawa Barat, Rabu (11/8). Maraknya baliho sejumlah politisi di ruang publik tidak terlepas dari kontestasi politik pemilihan presiden pada 2024 mendatang dengan memanfaatkan baliho sebagai medium yang dianggap efektif untuk memperkenalkan diri kepada publik. Namun keberadaannya ditengah masa pandemi ini tidak selalu ditanggapi positif bagi masyarakat. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik Ujang Komaruddin mengatakan Skenario Airlangga-Ganjar atau Airlangga-Sandiaga Uno bisa saja terjadi.  Syaratnya, kedua tokoh populer yakni Ganjar Pranowo dan Sandiaga Uno keluar dari partai yang membesarkan mereka.

"Jika tak ada tempat bagi Ganjar di PDIP. Pilihannya mesti keluar partai, tapi dia saat ini masih loyal. Tidak ada tempat untuk Sandi, Gerindra itu milik Prabowo, tidak mungkin diserahkan ke orang lain," Ujar ujang, Rabu (22/9).

Baca Juga

Ujang mengakui terbuka peluang tokoh- tokoh populer digaet menjadi calon wakil presiden (cawapres) untuk dijadikan vote gatter. Meski hal sebaliknya bisa juga terjadi di mana posisi cawapres ditempati pengurus atau ketua umum partai politik.

"Pasangan ini (Airlangga-Ganjar) mungkin saja. Atau Airlangga-Sandi itu juga mungkin. Tapi harus kalkulasi matang secara politik. Apakah bisa menang atau tidak," tambahnya.

Ujang mengatakan Ketum partai lebih mudah bisa mencalonkan diri, karena mereka pemilik perahu atau tiket, Sedangkan bagi kepala daerah atau tokoh populer jika ingin maju di Pilpres, maka elektabilitasnya harus tinggi karena itu yang akan dilirik partai. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement