Rabu 22 Sep 2021 19:00 WIB

Melihat Money Exchange Tahun 1979 di Makkah

Melihat Money Exchange Tahun 1979 di Makkah Arab Saudi.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Melihat <em>Money Exchange</em> Tahun 1979 di Makkah. Foto ilustrasi:   Jamaah haji Indonesia menukarkan rupiah mereka ke riyal di tempat penukaran uang di Madinah, tak jauh dari pintu 21 Masjid Nabawi, Sabtu (12/8). Jamaah asal Depok embarkasi JKS kloter 38 Yani Eson Sutisna mengatakan ia menukar Rp 2 juta sebagai persiapan ke Makkah. Uang Rp 2 juta tersebut ditukar dengan 560 riyal.
Foto: Republika/Ani Nursalikah
Melihat Money Exchange Tahun 1979 di Makkah. Foto ilustrasi: Jamaah haji Indonesia menukarkan rupiah mereka ke riyal di tempat penukaran uang di Madinah, tak jauh dari pintu 21 Masjid Nabawi, Sabtu (12/8). Jamaah asal Depok embarkasi JKS kloter 38 Yani Eson Sutisna mengatakan ia menukar Rp 2 juta sebagai persiapan ke Makkah. Uang Rp 2 juta tersebut ditukar dengan 560 riyal.

IHRAM.CO.ID,JAKARTA--Saat musim haji semua umat manusia di seluruh dunia datang ke Makkah dan ini menjadi ladang usaha bagi penduduk setempat. Usaha mereka di antaranya menyediakan jasa penukaran uang masing-masing negara.

"Bila musim haji, di kota Makkah terlihat mata uang yang berlaku di negara-negara dari berbagai penjuru dunia bergantungan di mana-mana, di kaki lima, di emperan toko atau di dalam toko-toko khusus yang bermerek Money Exchange," tulis H Harun Keuchik Leumiek buku "Menelusuri Jejak Sejarah Islam Melalui Ritual Ibadah Haji dan Umrah".

Baca Juga

Harun mengisahkan, mata uang dari berbagai negara di dunia digantungkan di mana-mana adalah untuk mempermudah jamaah menukar mata uang negaranya dengan mata uang Riyal yang berlaku di Arab Saudi. Prosedur menukar mata uang di tempat-tempat yang disediakan oleh pedagang-pedagang swasta sangat mudah. 

"Sama seperti membeli barang biasa," katanya.

Terkait keadaan ini, Harun mengaku heran dengan cara penukaran mata uang seperti itu, karena di Indonesia kalau mau menukar uang dengan mata uang asing di samping memang harus di bank tertentu, malah harus isi formulir segala. Namun, di kaki lima pasar Makkah para pedagang mata uang asing itu menggantung-gantungkan berbagai mata uang tersebut dengan memakai tali temali dan penyangga jepitan.

"Persis seperti orang menjual Koran atau buku komik di negera kita," katanya.

Harun menuturkan, bagi yang ingin menukar uang dengan mata uang apapun cukup memberikan uang yang bakal di tukar, lalu kita akan menerima tukarannya sesuai dengan kurs yang berlaku di dunia. Dan anehnya persaingan di antara para pengusaha di bidang jasa ini hampir tidak ada. 

"Karena tukaran mata uang itu sama semuanya," katanya.

Begitu juga penukaran di toko-toko resmi yang bermerek Money Exchange untuk tujuan yang sama, mereka yang menjual mata uang di kaki lima tidak menganggap sebagai saingan. Bila malam hari, mereka yang menjual uang di kaki lima hanya cukup dengan mengkunci petinya saja dan meninggalkan peti uang itu di emperan toko, lalu mereka pulang ke rumahnya.

Kata Harun, bagi jamaah yang suka mengoleksi berbagai jenis mata uang di dunia, mereka dapat memanfaatkan kesempatan di Mekkah ini untuk menukar mata uang yang berlaku di negara-negara dari seluruh dunia apapun. Begitu pula ketika kita hendak pulang ke negara masing-masing, mereka juga bersedia menukarkan uang tersebut dengan mata uang negara asal jamaah masing-masing. 

"Para pedagang jasa penukaran mata uang di emperan toko di Mekkah lebih cepat kita tahu karena mereka menjual mata uang itu secara terbuka," katanya.

Kadang mereka menjajakan koin-koin mata uang itu di telapak tangannya yang dibunyi-bunyikan, sehingga dengan bunyi-bunyi itu orang akan menarik perhatian dan segera tahu bahwa uang itu mata uang yang dapat kita tukar dengan mata uang Riyal.  Dan kita tidak perlu khawatir untuk memperoleh uang palsu dari hasil penukaran itu. 

"Semua uang dari berbagai penjuru dunia yang dijual di Makkah adalah orisinil," katanya.

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement