Rabu 22 Sep 2021 12:37 WIB

PT Kemenhub Harus Berperan dalam Keselamatan Bertransportasi

Perusahaan angkutan umum wajib membuat, melaksanakan, dan menyempurnakan SMK.

Kementerian Perhubungan melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP) kembali menyelenggarakan Talkshow Series dalam rangka memperingati Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas) tahun 2021 pada Selasa (21/09).
Foto: Istimewa
Kementerian Perhubungan melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP) kembali menyelenggarakan Talkshow Series dalam rangka memperingati Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas) tahun 2021 pada Selasa (21/09).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keselamatan di jalan harus menjadi perhatian semua pihak, tidak hanya tugas dari emerintah semata. Hal ini disebabkan banyaknya korban yang berjatuhan akibat kecelakaan ini. Untuk ini, Perguruan Tinggi (PT) yang ada di bawah naungan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam mewujudkan keselamatan bertransportasi.

Untuk membahas hal tersebut, Kementerian Perhubungan melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP) kembali menyelenggarakan Talkshow Series dalam rangka memperingati Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas) tahun 2021 pada Selasa (21/9). Talkshow series yang memasuki episode ke-7 ini menghadirkan Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan (PKTJ) Tegal selaku host dengan mengambil tema "Peran PKTJ dalam Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan".

Dan pada episode kali ini menghadirkan dua narasumber, yaitu Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Budi Setiyadi, dan CEO PT. Krakatau Argo Logistics, David Rahadian, serta dipandu oleh Direktur PKTJ Tegal, Siti Maimunah.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Budi Setiyadi dalam Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas angkutan jalan, disebutkan bahwa perusahaan angkutan umum wajib untuk membuat, melaksanakan dan menyempurnakan Sistem Managemen Keselamatan (SMK). Hal ini bertujuan untuk mendorong peningkatan aspek keselamatan yang datangnya dari operator sehingga dapat mengurangi angka kecelakaan yang cukup tinggi di Indonesia.

 

 

photo
Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Budi Setiyadi. - (Istimewa)

 

"Dalam peningkatan aspek keselamatan bertransportasi tidak hanya Pemerintah, operator dan pengemudi semata, namun kita bisa berkolaborasi untuk melakukan pembinaan atau penanganan dari pihak akademisi, dalam hal ini perguruan tinggi transportasi bawah Kemenhub seperti PKTJ Tegal," kata Budi dalam Talkshow Series episode ke-7 dengan tema 'Peran PKTJ dalam Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan', dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Rabu (22/9)

Dia juga meminta, Sekolah Transportasi untuk bisa mengambil peran yang menjadi bagian dari yang biasa lakukan. Seperti pembinaan, pelatihan dan monitoring, sehingga semakin banyak dan semakin cepat perusahaan menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan.

Dijelaskan juga oleh Budi, bahwa dalam sebuah perusahaan angkutan, resiko kecelakan harus dapat diansipasi. Dimana kecelakaan ini tidak tiba-tiba, namun dapat diantisipasi mulai dari hulu hingga hilirnya. 

Seperti pembinaan SDM, kesiapan kendaraan, dan juga psikologi awak kendaraan. Jika antara hulu dan hulirnya mendapat perhatian dengan baik, maka kecelakaan dapat dihindari. 

"Harus ditekankan di sini bahwa keselamatan merupakan faktor utama untuk menjalankan bisnis transportasi, karenanya hal ini harus menjadi perhatian para opetator," katanya. 

Dan untuk mendorong para operator melaksanakan Sistem Managemen Keselamatan, kata dia, Kementerian Perhubungan setiap tahunnya memberikan reward berupa klasifikasi bintang. "Semakin banyak bintangnya, maka perusahaan angkutan ini mendapatkan rekomendasi bagus. Sedangkan untuk punishment itu berupa sanksi yang ada dalam UU yang ada baik kepada perusahaan, pengemudi ataupun kendaraannya," katanya.

Sementara Direktur PKTJ Tegal Siti Maimunah mengatakan, bahwa penerapan Sistem Managemen Keselamatan sangat penting, sebab hal ini menyangkut keselamatan dibidang transportasi, khusus jalan. Terlebih hingga saat ini, korban kecelakan dari kendaraan bermotor masih cukup tinggi. 

"Saya rasa banyak pihak yang menaruh perhatian dengan Sistem Managemen Keselamatan ini dan untuk menekan angka kecelakan, khusus pada angkutan umum diperlukan pembahasan yang intens agar semua pihak lebih aware terhadapn hal ini," ujarnya.

"Dan untuk ini, kami dari kalangan akademisi akan sangat siap jika diikutsertakan untuk berpartisipasi dalam melakukan pembinaan, pelatihan dan monitoring untuk penerapan sistem ini," katanya lagi.

Menekan kerugian

Pada kesempatan yang sama, CEO PT Krakatau Argo Logistics, David Rahadian mengatakan, bahwa sebagai operator angkutan logistik pihak telah menjalankan banyak sistem managemen untuk memperlancar usahanya. Namun demikian, pihaknya melihat Sistem Managemen Keselamatan sangat urgent dan harus diterapkan oleh managemen agar terhindar dari kerugian materi dan jiwa. 

"Alhamdulliah pada bulan Mei lalu kami telah menyempurnakan semua Sistem Managemen Keselamatan di perusahaan, dan kami merupakan perusahaan angkutan barang pertama yang memperoleh sertifikat Sistem Managemen Keselamatan tersebut," katanya.

David juga menjelaskan, bahwa dalam perekrutan petugas yang bertanggungjawab di bidang Sistem Managemen Keselamatan pihak melakukan sejumlah penilaian kepada yang milliki sejumlah sertifikat keahlian. Bahkan ke depan bukan tidak mungkin perusahaannya akan merekrut lulusan dari PKTJ Tegal. 

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement