Rabu 22 Sep 2021 00:19 WIB

Dinkes Jateng: Temuan Kasus Covid di Blora Bukan Klaster PTM

Dinkes menyatakan tiap sekolah di Jateng memang melaksanakan skrining sebelum PTM.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Andri Saubani
Siswa melewati bilik penyemprotan disinfektan sebelum memasuki kelas saat pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT). (ilustrasi)
Foto: Antara/Prasetia Fauzani
Siswa melewati bilik penyemprotan disinfektan sebelum memasuki kelas saat pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT). (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah memastikan temuan kasus positif Covid-19 di sekolah, di Kabupaten Blora bukan klaster pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Berdasarkan laporan yang diterima Dinkes Provinsi Jawa Tengah, temuan kasus di delapan sekolah tersebut merupakan hasil skrining yang dilakukan sebelum proses PTM terbatas dilaksanakan.

Kepala Dinkes Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo mengatakan, di Blora memang dilakukan skrining terlebih dahulu sebelum digelarnya PTM. Ia justru mengapresiasi langkah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora dalam menyambut PTM dengan melakukan skrining terlebih dahulu terhadap guru dan siswanya dan itu dilakukan di delapan sekolah.

Baca Juga

Walaupun akhirnya ditemukan sekitar 40-an kasus positif, justru langkah tersebut merupakan antisipasi yang bagus. “Jadi bukan klaster PTM, dan itu menularnya bukan di sekolah,” ungkapnya, di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (21/9).

Yulianto tidak memungkiri, telah mendapat laporan adanya klaster di salah satu MTs yang ada di Kabupaten Jepara. Setelah dilakukan skrining ada sekitar 25 siswa dan tiga orang guru yang dinyatakan positif dan semuanya tanpa gejala.

Kini, mereka yang dinyatakan positif telah dilakukan isolasi semuanya, bahkan beberapa diantaranya sudah sembuh. “Selain itu, aktivitas PTM di sekolah tersebut juga sementara dihentikan lagi,” lanjutnya.

Terkait dengan temuan kasus di Kabupaten Blora juga diamini oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Pascamenerima laporan ia langsung koordinasi dengan Bupati Blora untuk memastikan.

Ternyata, temuan kasus positif di sekolah itu justru diketahui setelah dilakukan terlebih dahulu sebagai persiapan untuk pelaksanaan PTM terbatas. “Ada SMK, MTs, SD dan SMP, komplrt ,” jelasnya.

Selain itu, lanjut gubernur, temuan kasus di Kabupaten Blora semuanya dari guru. Maka, ia pun memerintahkan seluruh kepala Dinas Pendidikan di daerahnya harus dilakukan pengecekan guna memastikan guru sendiri punya kesadaran untuk sehat.

Sebab kalau tidak, dampaknya bisa berbahaya. Seperti yang terjadi di salah satu MTs yang ada di Kabupaten Jepara, 28 orang terdeteksi positif terpapar Covid-19, yang terdiri 25 siswa dan tiga orang guru.

Gubernur juga sudah bekomunikasi dengan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) setempat untuk menutup kegiatan di MTs tersebut. “Jangan sampai kita diberi stempel gagal,” tandasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement