Selasa 21 Sep 2021 23:48 WIB

PGRI: Semua Pihak Wajib Sukseskan Vaksinasi Pelajar Aceh

PGRI ingatkan vaksinasi siswa di Aceh merupakan tanggung jawab bersama

Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada pelajar SMU 7 Banda Aceh saat vaksinasi COVID-19 di Desa Kajhu, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Senin (20/9/2021). Pemprov Aceh bersama Forkopimda menargetkan vaksinasi COVID-19 untuk pelajar usia 12 - 17 tahun tuntas hingga akhir September 2021 dengan sasaran 577.015 orang dalam rangka persiapan belajar tatap muka di sekolah.
Foto: ANTARA/AMPELSA
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada pelajar SMU 7 Banda Aceh saat vaksinasi COVID-19 di Desa Kajhu, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Senin (20/9/2021). Pemprov Aceh bersama Forkopimda menargetkan vaksinasi COVID-19 untuk pelajar usia 12 - 17 tahun tuntas hingga akhir September 2021 dengan sasaran 577.015 orang dalam rangka persiapan belajar tatap muka di sekolah.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Aceh meminta semua pihak untuk bersinergi dalam upaya menyukseskan program vaksinasi COVID-19 terhadap para pelajar di seluruh Aceh.

"Vaksinasi siswa merupakan tanggung jawab kita bersama. Pada prinsipnya,PGRI sangat mendukung program pemerintah, karena ini adalah kebutuhan, bukan sekadar keharusan," kata Ketua PGRI Aceh Al Munzir, di Banda Aceh, Selasa.

Al Munzir mengatakan, guru memiliki tanggung jawab yang sangat besar dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Apalagi di masa pandemi seperti ini yang tidak hanya berjuang untuk proses belajar mengajar, tetapi juga mengedukasi masyarakat atau siswa guna menyukseskan vaksinasi.

"Sepatutnya para kepala sekolah dan guru kita berikan apresiasi dalam hal ini, meskipun hasilnya belum maksimal sesuai dengan yang diharapkan," ujarnya.

Al Munzir mengapresiasi usaha pemerintah dalam program vaksinasi, mulai dari pegawai, tenaga kesehatan dan siswa, karena ini merupakan salah satu bentuk ikhtiar dalam rangka mewujudkan kesehatan dan keselamatan warga. Terkait vaksinasi siswa, PGRI Aceh berharap pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap vaksinasi melakukan pendekatan yang sejuk, tidak menakut-nakuti, apalagi bernada ancaman.

"Kepala sekolah dan guru sudah cukup tertekan selama pandemi, sebagai contoh terkait sistem pembelajaran daring, di mana tidak sedikit wali siswa yang menuntut pelaksanaan pembelajaran secara tatap muka," katanya.

Selain itu, Al Munzir juga menyebutkan bahwa para guru di Aceh sudah menghadapi kendala dalam proses vaksinasi siswa ini, diantaranya masih ada orang tua yang belum bersedia, bahkan menolak anaknya divaksin. Kemudian, kata dia, banyak siswa yang tidak hadir ke sekolah saat vaksinasi berlangsung dan batas waktu yang diberikan sangat singkat, sehingga para kepala sekolah berharap ada kelonggaran terkait waktu yang telah ditentukan.

"Kendala lainnya juga ada yang tidak memenuhi kriteria setelah dilakukan skrining oleh tenaga medis," ujarnya.

Dalam kesempatan ini, Al Munzir mengajak dan memohon kepada para kepala sekolah/guru di Aceh serta pengurus PGRI di semua tingkatan untuk tetap semangat mengedukasi masyarakat dan bersinergi dengan komite sekolah, dinas pendidikan hingga pihak keamanan guna menyukseskan vaksinasi siswa ini."Mari sama-sama kita dukung kebijakan pemerintah dengan berbagai pendekatan, tugas kita adalah berproses, persoalan hasil tentunya itu di luar kemampuan kita," demikian Al Munzir.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement