Selasa 21 Sep 2021 21:31 WIB

Nadiem: Vaksinasi Kejar PTM Bukan PTM Kejar Vaksinasi

Pemerintah telah menginstruksikan untuk membuka PTM secepat mungkin.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud-Ristek) Nadiem Makarim
Foto: Antara/Galih Pradipta
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud-Ristek) Nadiem Makarim

REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim menyatakan agar vaksinasi yang mengejar pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM), bukan PTM yang mengejar vaksinasi. Dengan demikian, satuan pendidikan dari jenjang PAUD hingga perguruan tinggi sudah dapat melaksanakan PTM terbatas di satuan pendidikan.

"Di masa pandemi COVID-19 saat ini pemerintah telah menginstruksikan untuk membuka PTM secepat mungkin, dari sekolah hingga perguruan tinggi, setelah PTM dilaksanakan vaksinasi dapat berakselerasi," kata Nadiem Makarim saat meninjau pelaksanaan PTM di SMK N 1 Kota Jambi, Selasa (21/9).

Baca Juga

Pelaksanaan PTM terbatas di satuan pendidikan tersebut merupakan arahan langsung dari Presiden. Presiden Joko Widodo mengarahkan agar satuan pendidikan level satu hingga level tiga dapat melaksanakan PTM terbatas. 

PTM tersebut dilaksanakan dengan memperhatikan penerapan protokol kesehatan COVID-19. Dalam kunjungannya ke Provinsi Jambi, Nadiem mengapresiasi semangat tenaga pendidik dan peserta didik untuk melaksanakan PTM terbatas. 

Ia mengapresiasi semangat tersebut karena mengaku telah melihat kembali roh dan semangat dunia pendidikan yang mulai bergulir kembali. "Yang terpenting saat ini anak-anak kembali ke sekolah untuk mengikuti PTM, walaupun dengan pembatasan protokol kesehatan, kita harus mengakselerasi tatap muka," kata Mas Menteri sapaan akrab Nadiem Makarim.

Mas Menteri menjelaskan, pelaksanaan PTM terbatas tersebut merupakan kepentingan bersama. Jika PTM tidak kunjung dilaksanakan maka dikhawatirkan satu generasi kehilangan pengetahuan dan keterampilan baik secara umum atau khusus atau biasa disebut dengan "learning lost". 

Hal tersebut dapat terjadi karena kesenjangan yang berkepanjangan atau tidak dilaksanakannya proses pendidikan secara terus menerus. Mas Menteri turut menegaskan bahwa pelaksanaan pembelajaran secara daring selama pandemi COVID-19 berdampak buruk terhadap sekolah, terutama sektor swasta. 

Sehingga, hal tersebut merupakan salah satu pertimbangan kenapa sangat penting mengakselerasi PTM terbatas di sekolah. "Mari kembalikan anak-anak ke sekolah agar tidak mengalami generation lost yang berdampak permanen, harapannya dalam satu, dua pekan ke depan satuan pendidikan PAUD, SD dan SMP di Jambi dapat melaksanakan PTM terbatas," kata Nadiem.

Selain itu, Mas Menteri turut mendorong Pemerintah Provinsi Jambi untuk dapat mengusulkan formasi guru honorer untuk dapat mengikuti tes penerimaan P3K. Karena tes P3K terhadap guru honorer tersebut baru dilakukan kembali setelah beberapa puluh tahun terakhir.

Pemerintah Pusat turut memberikan jaminan kepada pemerintah daerah bahwa anggaran dana untuk insentif tenaga P3K tersebut nantinya ditanggung oleh Pemerintah Pusat. Namun jika tidak dapat formasi maka tidak dapat memposisikan guru honorer untuk masuk P3K.

"Bulan Oktober formasi ronde kedua dibuka, jika Jambi belum mengajukan formasi silahkan ajukan formasi agar tahun depan dapat melaksanakan penerimaan P3K terhadap guru honorer," kata Nadiem Makarim.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement