Senin 20 Sep 2021 22:48 WIB

Dewan: Jangan Ragukan Kemampuan Mengajar Guru tak Lolos PPPK

Pengetahuan teknis tanpa jiwa pendidik sulit menciptakan iklim pembelajaran.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Ilham Tirta
Peserta mengikuti tes seleksi PPPK (Penerimaan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) yang digelar Pemkab Tulungagung di Tulungagung, Jawa Timur, Senin (13/9/2021). Seleksi kemampuan bidang berbasis komputer itu dijadwalkan berlangsung dua hari, terhitung mulai Senin (13/9) hingga Selasa (14/9) dan diikuti 3.500 peserta yang didominasi tenaga honorer guru demi memperebutkan 846 formasi tenaga pendidik mulai jenjang SD, SMP hingga SMA.
Foto: Antara/Destyan Sujarwoko
Peserta mengikuti tes seleksi PPPK (Penerimaan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) yang digelar Pemkab Tulungagung di Tulungagung, Jawa Timur, Senin (13/9/2021). Seleksi kemampuan bidang berbasis komputer itu dijadwalkan berlangsung dua hari, terhitung mulai Senin (13/9) hingga Selasa (14/9) dan diikuti 3.500 peserta yang didominasi tenaga honorer guru demi memperebutkan 846 formasi tenaga pendidik mulai jenjang SD, SMP hingga SMA.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi X DPR, Zainuddin Maliki menyoroti soal banyaknya guru honorer yang tak lolos seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Menurutnya, meskipun pengetahuan teknis guru-guru honorer usia 35+ di bawah ambang batas, namun jangan divonis mereka tidak bisa mengajar dengan baik.

"Jiwa seorang guru yang kuat, meski pengetahuan teknisnya rendah, bisa memberi iklim pembelajaran yang baik bagi siswanya," kata Zainuddin kepada Republika.co.id, Senin (20/9).

"Sebaliknya pengetahuan teknisnya tinggi, tetapi tanpa jiwa pendidik, sulit menciptakan iklim pembelajaran," kata dia.

Ia menilai jiwa pendidik seseorang bisa digali melalui tes wawancara.

Oleh karena itu, diharapkan pemerintah memberikan tambahan afirmasi bidang teknis kepada mereka yang berusia 35+.

Selain itu, dirinya berharap pemerintah menambahkan afirmasi kepada guru yang memiliki lama pengabdian terutama yang sudah mengabdi puluhan tahun.

"Jangan terlalu risaukan kualitas mereka. Merekalah yang selama ini mendidik siswa, yang dikemudian hari bisa berkarier dengan baik," kata dia.

Dirinya optimis Kemendikbudristek memiliki solusi dalam menyiapkan tambahan afirmasi. "Kalau tidak dalam tes pertama, mereka bisa diberi afirmasi teknis, hasil tes teknis pertama dinilai cukup pada tes yang kedua atau ketiga," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement