Selasa 21 Sep 2021 06:35 WIB

Posisi Berdiri Bantu Sensitivitas Insulin

Sensitivitas insulin yang lebih baik dapat membantu menurunkan risiko diabetes tipe 2

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Reiny Dwinanda
Meja kerja (Ilustrasi). Selama ini, sedikit yang diketahui tentang dampak dari perilaku berdiam diri, baik istirahat dalam duduk dan berdiri, terhadap resistensi insulin.
Foto: Piqsels
Meja kerja (Ilustrasi). Selama ini, sedikit yang diketahui tentang dampak dari perilaku berdiam diri, baik istirahat dalam duduk dan berdiri, terhadap resistensi insulin.

REPUBLIKA.CO.ID, TURKU -- Para peneliti memerhatikan bahwa posisi berdiri ada kaitannya dengan sensitivitas insulin yang lebih baik. Meningkatkan waktu berdiri setiap hari dapat membantu mencegah penyakit kronis.

Hal ini terungkap dalam studi kolaboratif di Finlandia oleh Turku PET Center dan lembaga UKK belum lama ini. Insulin adalah hormon kunci dalam metabolisme energi dan pengaturan gula darah.

Baca Juga

Fungsi insulin normal dalam tubuh dapat terganggu oleh kelebihan berat badan. Ujungnya, kondisi itu menyebabkan penurunan sensitivitas insulin dan peningkatan risiko diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular.

Diabetes tipe 2 adalah salah satu penyakit gaya hidup yang paling umum di seluruh dunia dan onset-nya biasanya didahului oleh gangguan sensitivitas insulin, yaitu resistensi insulin. Ini mengacu pada keadaan di mana tubuh tidak bereaksi terhadap insulin secara normal, dan kadar glukosa darah meningkat.

Gaya hidup memiliki dampak yang kuat pada resistensi insulin dan perkembangan diabetes tipe 2. Aktivitas fisik secara teratur diketahui memiliki peran penting dalam pencegahan masalah ini. Namun, selama ini, sedikit yang diketahui tentang dampak dari perilaku berdiam diri, baik istirahat dalam duduk dan berdiri, terhadap resistensi insulin.

Dalam sebuah studi dari Turku PET Center dan UKK Institute, para peneliti menyelidiki hubungan antara resistensi insulin dan perilaku menetap, aktivitas fisik, dan kebugaran pada orang dewasa usia kerja yang tidak bergerak aktif. Mereka memiliki peningkatan risiko diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement