Senin 20 Sep 2021 20:17 WIB

Khawatir ke AUKUS Apa Islam Radikal-Radikul?

Polisi Indonesia akan di mana kala konflikt Laut China Selatan meletus.

Kapal selam nuklir Australia.
Foto: France24
Kapal selam nuklir Australia.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ridwan Saidi, Politisi Senior, Sejarawan, dan Budayawan Betawi.

Pejabat pemerintah dari yang menengah sampai top dalam retorika mereka selalu selipkan kekhawatiran mereka pada Islam 'radikal-radikul]. Ciri-cieinnya, katanya, mereka suka omong Arab. Ma hadza? Hadza kursiyun. "Ini sudah harus dicurigai", kata seorang ahli ilmu mata-mata. Dunia ide mereka tak pernah beranjak dari kasus pembantaian rakyat Talang Sari zaman Hendropriyono. 

Dari Australia datang khobar ternyata pemerintah Indonesia khawatir dengan rencana penggunaan nuclear submarine  (kapal selam nuklir) yang dirancang AUKUS (Australia United Kingdom United States). Kata pemerintah RI, ini akan meningkatkan ketegangan. Bukan tegang lagi, langsung lemes!

Antum percaya apa tidak, nuclear submarine akan digunakan untuk hajar China. Jangankan Indonesia, sekarang diberitakan Korea Utara pun khawatir akan nuclear submarine. "Ini bisa picu perang nuklir," kata Korut.

Kehadiran nuclear submarine jelang perangdi kawasan Laut China Selatan (LCS) laksana bom atom yang diam-diam disiapkan USA pada Perang Dunia II. 

Paham ye, nuclear submarine bukan lagu 'yellow submarine' milik grup lenedaris asal Inggris, The Beattles.

So we sailed on the sun

'Till we found a see of green

And we lived beneath the waves

In our yellow submarine

Pemerintah lebih tepat mengatakan nelongso, bukan khawatir. Karena China tak henti didera bencana alam dan keruntuhan ekonomi akibat peristiwa yang baru saja terjadi. Ada tiga bendungan China diterjang banjir. Kerugiannya mencapai 176 milyar dollar. Sebanyak 67 ribu perusahaan kecil dan menengah berhenti operasi di Beijing.

Jadi,It can be understood alias dapat dimengerti kalau pemerintah menaruh empati. Kesal dilontarkan ke Islam radikal-radikul. Kata orang Medan buang tabiat, kata orang Betawi buang kias. Habis pemerintah pusat dan daerah mesti omong apa di ruang publik?

Biasanya memang mereka cakap 'kopat kapit'. Macamlah gesture mereka. Ada yang wajahnya di-pakar-pakari bercampur logat daerah, ada yang mengkombinasi mimik, di-susahsi campur di-manis-maniskan. Aroma pilpres langsung menyengat. Ini tak bisa lanjut karena publik sudah bosan apalagi gerakan anti vaksin melanda dunia. Tidak kurang dari Bill Gates yang meminta agar semua vaksin berbasis genetik ditarik dari pasar.

Indikasi perubahan kejar mengejar sementara matahari terus bersinar. By the way matahari resapan kata Egypt: Mateyari. Orang Betawi pesisir sampai sekarang mengucap mateyari.

Tinggilah tinggi si mateyari

Gambang karang di batang temu

Berapa tahon saya mencari. 

Baru sekarang saya ketemu. Asyik asyik.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement