Selasa 21 Sep 2021 02:02 WIB

Tragedi 9/11 Beri Dampak Komunitas Muslim

Profesor hukum di CUNY School of Law, menyampaikan pandangannya soal tragedi 9/11.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Sejumlah umat Muslim melaksanakan shalat tarawih di Pusat Komunitas Muslim Chicago, Senin (12/4). Umat Muslim di AS tergolong multietnis dan nasionalitas. Tercatat jumlah umat Muslim Chicago mencapai angka 350 ribu jiwa atau lima persen dari populasi. Terdapat pula penganut Islam yang merupakan warga kulit putih AS dan Hispanik (keturunan latin). Namun, sejak lama Chicago terkenal sebagai wilayah konsentrasi kaum Muslim Afro-Amerika. Meski berbeda bahasa, adat maupun budaya, akan tetapi dalam beberapa kesempatan, terutama pada ibadah shalat serta aktivitas Ramadhan, satu sama lain akan menanggalkan perbedaan untuk bersatu di bawah panji kitab suci Alquran dan sunnah Nabi. Umat Muslim Chicago benar-benar menikmati perbedaan yang ada dan mempererat tali ukhuwah di saat bersamaan. (AP Photo/Shafkat Anowar)
Foto: AP/Shafkat Anowar
Sejumlah umat Muslim melaksanakan shalat tarawih di Pusat Komunitas Muslim Chicago, Senin (12/4). Umat Muslim di AS tergolong multietnis dan nasionalitas. Tercatat jumlah umat Muslim Chicago mencapai angka 350 ribu jiwa atau lima persen dari populasi. Terdapat pula penganut Islam yang merupakan warga kulit putih AS dan Hispanik (keturunan latin). Namun, sejak lama Chicago terkenal sebagai wilayah konsentrasi kaum Muslim Afro-Amerika. Meski berbeda bahasa, adat maupun budaya, akan tetapi dalam beberapa kesempatan, terutama pada ibadah shalat serta aktivitas Ramadhan, satu sama lain akan menanggalkan perbedaan untuk bersatu di bawah panji kitab suci Alquran dan sunnah Nabi. Umat Muslim Chicago benar-benar menikmati perbedaan yang ada dan mempererat tali ukhuwah di saat bersamaan. (AP Photo/Shafkat Anowar)

IHRAM.CO.ID,  WASHINGTON -- Ramzi Kassem, profesor hukum di CUNY School of Law, menyampaikan pandangannya soal tragedi 9/11. Dia mengawalinya dengan bercerita ketika tiba di bandara Italia, dia menyaksikan banyak berita yang isinya melaporkan tentang pasukan komando AS yang telah membunuh Osama bin Laden di Pakistan.

"Saya baru saja mendarat di Italia untuk memberikan kuliah tentang hukum dan kebijakan keamanan nasional AS, dan sepertinya tonggak sejarah telah dicapai dengan peristiwa yang terjadi saat aku di udara," jelasnya, dikutip dari laman Philadelphia Tribune.

Baca Juga

Setelah salah satu kuliahnya di auditorium universitas yang penuh sesak di Brescia, Kassem didekati oleh seorang wanita muda Muslim berhijab. Namanya, penampilannya, dan aksen Inggrisnya, menunjukkan perempuan tersebut ialah orang Italia keturunan Arab, mungkin putri imigran ke Italia atau imigran itu sendiri.

"Tidak seperti siswa lain yang mengantri untuk berbicara dengan saya, dia memiliki pertanyaan singkat: "Mengapa Amerika Serikat mengobarkan perang terhadap Islam?," kata Kassem mengisahkan.

Secara refleks, Kassem menolak premisnya. Menurut Kassem, apa yang dilihat dan dijalani bukanlah perang melawan Islam dan Muslim. Ada kekuatan sejarah yang kompleks yang bermain, mendorong berbagai aktor dalam berbagai konflik. Orang-orang dan kelompok yang telah ditetapkan Amerika Serikat sebagai "teroris" tidak mewakili semua Muslim.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement