Senin 20 Sep 2021 14:11 WIB

Gunung Kidul Distribusikan Air pada Warga Terdampak Kekering

Distribusi air bersih dilakukan sejak awal Juli hingga kini.

Gunung Kidul Distribusikan Air pada Warga Terdampak Kekering. Tim eksplorasi sumber air mengecek aliran air dari pompa di dalam Gua Cikal, Jeruken, Panggang, Gunungkidul, Yogyakarta, Kamis (15/10). Tim ini mencari dan mengetes air di kawasan Gunungkidul. Kualitas, debit, dan cadangan air menjadi perhatian tim eksplorasi. Hal ini nanti menjadi penentu apakah layak untuk dipasang pompa permanen. Dengan diketemukan sumber air atau cadangan air ini bisa menjadi solusi kelangkaan air saat kemarau.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Gunung Kidul Distribusikan Air pada Warga Terdampak Kekering. Tim eksplorasi sumber air mengecek aliran air dari pompa di dalam Gua Cikal, Jeruken, Panggang, Gunungkidul, Yogyakarta, Kamis (15/10). Tim ini mencari dan mengetes air di kawasan Gunungkidul. Kualitas, debit, dan cadangan air menjadi perhatian tim eksplorasi. Hal ini nanti menjadi penentu apakah layak untuk dipasang pompa permanen. Dengan diketemukan sumber air atau cadangan air ini bisa menjadi solusi kelangkaan air saat kemarau.

IHRAM.CO.ID, GUNUNG KIDUL -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta hingga saat ini telah menyalurkan air bersih sebanyak 1.700 tangki kepada warga terdampak kekeringan.

Kepala Pelaksana BPBD Gunung Kidul Edy Basuki mengatakan saat ini masih ada beberapa wilayah yang membutuhkan penyaluran air bersih karena mengalami krisis air. "Distribusi air bersih kepada warga terdampak kekeringan pada 2021 ini cukup tinggi, di luar prediksi sebanyak 50 persen dari total 2.200 tangki," kata Edy, Senin (20/9).

Baca Juga

Pada 2020, distribusi hanya mencapai 50 persen atau sekitar 1.000 dari 2.000 tangki yang dialokasi, namun tahun ini naik drastis. Menurut dia, tahun lalu masa musim kemarau lebih pendek dibandingkan tahun ini.

Sebagai contoh, di 2020 pembagian air bersih dilakukan mulai akhir Juli hingga awal Oktober. Sedangkan untuk tahun ini, distribusi air bersih sudah dilakukan sejak awal Juli dan masih berlangsung hingga kini.

"Krisis air tahun ini tidak separah periode 2018-2019. Dia memperkirakan krisis air bersih kali ini bisa berlangsung hingga Oktober nanti.

Ia mengatakan ada beberapa kecamatan yang berpotensi mengajukan permohonan distribusi air jika hujan belum juga turun hingga Oktober ini, yakni Kecamatan Ngawen, Semin, dan Nglipar .Sebelumnya, ia memperkirakan dampak krisis air di Gunung Kidul bisa meluas hingga 15 kecamatan, kecuali Playen dan Karangmojo karena wilayah itu terbebas dari masalah krisis air.

"Semoga hujan segera mengguyur DIY, khususnya Gunung Kidul, sehingga tidak ada lagi kecamatan yang krisis air bersih," katanya.

Camat Tanjungsari Rakhmadian Wijayanto mengatakan sampai saat ini wilayahnya masih membutuhkan distribusi air bersih. "Ada lima desa yang berada di dataran tinggi dan berbatuan masih membutuhkan distribusi air bersih," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement