Ahad 19 Sep 2021 10:25 WIB

Houthi Eksekusi Mati Sembilan Warga

Houthi menganggap mereka terlibat dalam pembunuhan Saleh al-Samad.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Kelompok pemberontak Houthi Yaman
Foto: AP
Kelompok pemberontak Houthi Yaman

REPUBLIKA.CO.ID, SANA'A -- Kelompok Houthi melakukan eksekusi terhadap sembilan warga sipil di Yaman, termasuk seorang anak di bawah umur 17 tahun. Menteri Informasi Yaman, Moammar al-Eryani, pada Sabtu (18/9) mengatakan, eksekusi warga sipil yang dilakukan Houthi harus dianggap sebagai kejahatan teroris.

“Milisi Houthi yang didukung Iran mengeksekusi 9 warga sipil (dari) Hodeidah, (termasuk) anak di bawah umur, setelah bertahun-tahun penghilangan paksa dan penyiksaan, menyebabkan kematian 1 orang, dan menjadikan mereka kehilangan hak-hak dasar. Kejahatan teroris mengungkapkan kriminalitas, dan pengabaian terhadap kehidupan orang Yaman," ujar al-Eryani, dilansir Al Arabiya, Ahad (19/9).

Baca Juga

Milisi Houthi di Yaman yang didukung Iran mengatakan, pihak berwenang telah mengeksekusi sembilan orang yang dihukum karena terlibat dalam pembunuhan Saleh al-Samad pada 2018. Saat itu Samad merupakan pemimpin sipil utama kelompok Houthi.

Samad memegang jabatan sebagai presiden dalam pemerintahan yang dikendalikan Houthi yang menguasai sebagian besar Yaman utara. Samad tewas pada April 2018 oleh serangan udara Koalisi Arab di kota pelabuhan Hodeidah di pantai barat Yaman.

“Kami menegaskan bahwa kejahatan mengerikan telah dilakukan oleh teroris milisi Houthi terhadap warga sipil, dan pembunuhan berdarah dingin terhadap sembilan warga sipil. Semua pemimpin milisi dan elemen yang terlibat di dalamnya akan segera dibawa ke pengadilan," kata al-Eryani.

Al-Eryani mengatakan pemerintah Yaman yang diakui secara internasional menyayangkan bahwa komunitas internasional, PBB, utusan PBB, dan Amerika Serikat tidak bertindak atas kejahatan dan pelanggaran milisi Houthi yang terus berlanjut terhadap warga sipil. Dia menambahkan bahwa kejahatan Houthi tidak kalah keji dari Alqaeda dan ISIS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement