Sabtu 18 Sep 2021 18:41 WIB

Bupati Bogor dan Cianjur Ingin Jalur Puncak II Dibangun

Pemerintah pusat menghentikan pembangunan Jalur Puncak II, dan terapkan ganjil-genap.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Erik Purnama Putra
Bupati Cianjur Herman Suherman bersama Bupati Bogor, Ade Munawaroh Yasin memaparkan solusi kemacetan jalur Puncak,di Melrimba Garden, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (18/9).
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Bupati Cianjur Herman Suherman bersama Bupati Bogor, Ade Munawaroh Yasin memaparkan solusi kemacetan jalur Puncak,di Melrimba Garden, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (18/9).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Bupati Bogor Ade Munawaroh Yasin menganggap, kebijakan ganjil-genap di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Jabar), belum efektif menekan tingkat kemacetan. Meski begitu, ia bisa memahami, ganjil-genap setidaknya bisa mengurangi kemacetan pengendara yang ingin berwisata ke Puncak.

Sebagai solusi mengatasi kemacetan secara permanen, Ade mengusulkan pembangunan Jalur Puncak II dilanjutkan. Pembangunan jalan alternatif itu sudah beberapa tahun ini, dihentikan pemerintah pusat. Ade mengatakan, jika pembangunan Jalur Puncak II direalisasikan maka Kabupaten Bogor dan Cianjur ikut merasakan manfaatnya.

Selain itu, kata dia, Kota Bogor juga bakal merasakan efek perputaran ekonomi. Kota Bogor selama ini kerap 'ketumpahan' ribuan kendaraan menuju Puncak, yang diputarbalik petugas karena melanggar ganjil-genap. Bahkan, kata Ade, Provinsi Jabar, DKI Jakarta, dan Banten bakal ikut merasakan manfaat positif Jalur Puncak II.

"Jadi saya kira, nunggu apalagi ya. Kebutuhannya yang penting ini," ucap Ketua DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Jabar tersebut dalam paparannya di Melrimba Garden, kawasan Cisarua, Kabupaten Bogor, Sabtu (18/9).

 

Ade menyebutkan, anggaran total pembangunan Jalur Puncak II diperkirakan memerlukan dana sekitar Rp 5 triliun. Menurut dia, infrastruktur di jalur tersebut sebenarnya sudah dibuka lebih dulu oleh aparat TNI dan Polri pada 2020. Dia ingin agar pemerintah pusat segera merealisasikan jalur alternatif menuju kawasan Puncak itu.

Menurut Ade, Pemkab Bogor siap segera membereskan urusan lahan yang akan digunakan untuk jalan. "Kalau secara nasional angka segitu, saya kira perkiraan Rp 5 triliun itu, termasuk jembatan yang melewati berberapa sungai. Jadi perkiraanya itu tuntas seluruhnya dari Bogor ke Cianjur," jelasnya.

Dari total panjang 33 kilometer (km), sekitar tujuh km jalan di antaranya masuk wilayah Kabupaten Cianjur. Oleh karena itu, Bupati Cianjur Herman Suherman ikut mendukung pembangunan Jalur Puncak II terwujud.

Herman menilai, banyak potensi wisata di Kecamatan Cipanas, Sukaresmi, dan Pacet, Kabupaten Cianjur, yang belum maksimal menarik wisatawan. Hal itu lantaran pengendara enggan menuju ke arah Cianjur lantaran terjebak macet parah di kawasan Puncak. Jika ada jalur alternatif, ia yakin, banyak warga Ibu Kota yang sekaligus berwisata ke Cianjur.

"Dari Jakarta mau ke Cianjur macet, dari Bandung macet juga. Jadi kawasan Pacet, Cipanas, Sukaresmi sepi, orang mau wisata macet di jalan," kata Herman.

Dia pun berharap agar pemerintah pusat secepatnya membangun Jalur Puncak II. Herman mengaku, potensi wisata di Cianjur bisa dimaksimalkan jika infrastruktur sudah sangat mendukung. Tidak seperti sekarang, orang malas ke Cianjur karena tidak tahan dengan kemacetan parah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement