Sabtu 18 Sep 2021 18:27 WIB

Perbaiki 22 SD Rusak, Pemkot Bogor Anggarkan Rp 37 Miliar

Atap SDN Otista Kota Bogor yang berdiri sejak 1967, ambruk pada Kamis (16/9).

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Warga melihat kondisi ruang kelas SDN Otista di Kelurahan Baranangsiang, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/9). Atap ambruk terjadi pada Kamis (16/9).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Warga melihat kondisi ruang kelas SDN Otista di Kelurahan Baranangsiang, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/9). Atap ambruk terjadi pada Kamis (16/9).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menganggarkan dana Rp 37 miliar pada 2022, untuk perbaikan 22 bangunan sekolah dasar (SD) yang terdata mengalami rusak ringan hingga berat. Kepala Dinas Pendidikan Kota (Disdik) Kota Bogor, Hanafi merespon atap kelas SD Negeri Otista di Jalan Otista 78, Kelurahan Baranangsiang, Kota Bogor yang ambruk pada Kamis (16/9).

Untuk perbaikan SD Negeri (SDN) Otista yang berdiri sejak 1967, Disdik Kota Bogor menggunakan anggaran biaya tidak terduga (BTT) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) 2021. Menurut Hanafi, Pemkot Bogor sedang mematangkan data sekolah yang perlu perbaikan pada tahun anggaran 2022.

"Kalau untuk tahun 2020 dan 2021, kan ada refokusing anggaran, tetapi untuk tahun 2022 tidak lagi, kesanggupan anggarannya Rp 37 miliar," kata Hanafi di Kota Bogor, Jawa Barat (Jabar), Sabtu (18/9).

Anggaran sebesar Rp 37 miliar itu akan dibagi untuk keperluan perbaikan konstruksi bangunan maupun kelengkapan peralatan mebel, seperti bangku, meja dan lemari. Pemkot Bogor juga  mengonsentrasikan anggaran tersebut untuk perbaikan jenjang SD terlebih dahulu, yang lebih banyak rentan ambruk dan berisiko lebih tinggi karena usia siswa.

Sementara bangunan maupun mebel SMP belum menjadi prioritas. Sedangkan untuk SMA/SMK atau sederajat merupakan kewenangan Provinsi Jawa Barat (Jabar). Menurut Hanafi, di Kota Bogor terdapat 1.390 sekolah jenjang SD hingga SMA/SMK atau sederajat, terdiri atas SDN berjumlah 212, SD swasta 130, sehingga total ada 342 SD.

Kemudian 21 SMPN dan 154 SMP swasta 154, total 175 SMP, sedangkan jumlah SMA atau sederajat di Kota Bogor terdapat 75 sekolah, terdiri atas 12 negeri dan 63 swasta. Untuk SMKN ada lima dan SMK swasta ada 98 sehingga total terdapat 103 SMK.

Sementara itu, kata Hanafi, untuk perbaikan ambruknya atap SDN Otista yang bersifat darurat, sesuai instruksi Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto, segera dilakukan melalui anggaran biaya tak terduga (BTT). Besaran biaya yang harus dikeluarkan untuk setiap sekolah dari 22 SD yang perlu perbaikan pada 2022, masih didata oleh BPBD Kota Bogor.

Hanafi juga menyampaikan ,pendataan kerusakan bangunan di sejumlah sekolah telah dilakukan pada 2021. Namun, hal itu terkendala pandemi Covid-19, sehingga semua penanganan menjadi lebih lambat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement