Jumat 17 Sep 2021 23:09 WIB

Emak-emak Sanjung Sandiaga Uno, Berharap Jadi Pemimpin Kelak

Sandiaga Uno mendapat dukungan dari kalangan emak-emak

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Nashih Nashrullah
Sandiaga Uno mendapat dukungan dari kalangan emak-emak.
Foto: ANTARA/Fikri Yusuf
Sandiaga Uno mendapat dukungan dari kalangan emak-emak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Seorang penyuluh desa di Desa Bajijong, Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur, menghampiri Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, yang tengah berkunjung ke desanya. 

Selain menyampaikan soal perjuangannya bertahan hidup selama pandemi, Amin menyampaikan permintaannya agar Sandiaga mau menjadi pemimpin Indonesia di masa yang akan datang. 

Baca Juga

“Ke depan akan bisa memimpin indonesia ya, Pak,\" ujar Amin saat berdialog dengan Sandiaga Uno di Jawa Timur, berdasarkan siaran pers, Jumat (17/9).  

Hal tersebut terjadi ketika Sandiaga tengah melakukan kunjungan kerja ke Jawa Timur. Kunjungan tersebut dilaksanakan dalam rangka mendorong kebangkitan ekonomi Indonesia yang berasa dari desa wisata dan ekonomi kreatif. 

Ketika itu, Sandiaga yang tengah berjalan dan berada di sekeliling warga disambut dengan positif oleh mereka. Pada kesempatan itulah dia dihampiri Amin yang juga berperan sebagai penyuluh honorer dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan di desa tersebut. Amin ingin Sandiaga bisa membuat perubahan yang lebih baik. 

Selain Amin, ada pula segerombolan emak-emak yang menggunakan seragam desa binaan berwarna kuning yang memberikan yel-yel kepadanya. 

Para kader posyandu dan PKK itu menyuarakan yel-yel yang isinya berupa penyemangat agar Sandiaga mau menjadi calon pemimpin masa depan. 

 

“Bapak Sandiaga Uno, calon pemimpin masa depan. Yes, yes, yes!\" ujar Sri Wulandari, wanita yang menjadi komandan kelompok tersebut. 

Sebelumnya, desa Bejijong merupakan suatu desa wisata yang masuk ke dalam 50 Besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021. Desa tersebut mengandalkan daya tarik berupa wisata budaya peninggalan dari Kerajaan Majapahit. 

“Wisata budaya, kearifan lokal, dan toleransi beragama di sini sangat kuat. Masyarakat di sini 95 persen beragama Islam, namun ada vihara di tengah-tengahnya yang saling berdampingan, harmonis, dan saling support. Ini menjadi nilai luhur gotong royong bangsa kita yang harus tetap kita jaga,” kata Sandiaga dalam siaran pers, Jumat (17/9). 

Sandiaga menjelaskan, kearifan lokal dan potensi budaya memiliki nilai yang baik untuk dikembangkan. Selain itu, dia juga mendorong penguatan desa-desa wisata sebagai salah satu kekuatan pariwisata nasional sehingga dapat membuka lapangan kerja dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.  

“Salah satunya melalui penguatan atraksi berbasis narasi (storynomic tourism) sehingga dapat menimbulkan daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung,” kata Sandiaga. 

Di desa yang berlokasi di bekas jantung ibu kota Kerajaan Majapahit itu juga terdapat beberapa patung Budha yang tersebar di area Maha Vihara Majapahit, miniatur Candi Borobudur, dan pohon Maja berbuah lebat yang merupakan asal usul kerajaan Majapahit serta rumah para biksu yang menetap di sekitarnya.

Patung Buddha Tidur tersebut kini menjadi salah satu ikon wisata Mojokerto. Patung Buddha Gautama itu memiliki panjang 22 meter, lebar 6 meter, serta tinggi 4,5 meter. Patung ini menjadi patung Buddha terbesar di Indonesia dan terbesar kedua di Asia setelah Thailand.

“Kami mendorong Kampung Majapahit Bejijong agar meningkatkan produk-produk wisata yang sudah baik seperti edukasi sejarah, religi, dan kuliner yang ada di desa wisata ini. Serta penyiapan SDM sehingga saat wisatawan datang nanti, desa wisata ini sudah siap menerima wisatawan dari berbagai penjuru nusantara bahkan dunia,” kata Menparekraf.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement