Jumat 17 Sep 2021 19:35 WIB

Buku Biografi Bocah Kebon dari Deli Diluncurkan

Buku biografi Prof Suwandi bercerita mencari jejak leluhur dari tanah Deli ke Pati.

Peluncuran buku Bocah Kebon dari Deli secara daring di Jakarta, Jumat (17/9).
Foto: Istimewa
Peluncuran buku Bocah Kebon dari Deli secara daring di Jakarta, Jumat (17/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meriah dan semarak. Begitulah gambaran yang pas terkait acara bedah buku biografi Prof Dr Supandi berjudul Bocah Kebon dari Deli yang dikemas dalam dialog webinar pada Jumat (17/9). Acara ini diikuti sekitar 200 peserta dari seluruh Indonesia, termasuk Gubernur Sumatra Utara (Sumut) Edy Rahmayadi.

Acara dibuka dengan penyampaian ringkasan buku oleh penulis Irawan Santoso. "Buku ini memberikan makna mendalam untuk memahami bagaimana takdir Allah SWT bekerja,” kata Irawan mengalami sambutan.

Suwandi adalah hakim agung dan juga Ketua Kamar Tata Usaha Negara Mahkamah Agung. Dia juga berstatus sebagai guru besar Universitas Diponegoro (Undip) Semarang. Perjalanan hidup Prof Supandi penuh liku, mulai dari kisah kakeknya, Ki Ibrahim yang berasal dari Desa Tlutup, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, kemudian lari ke tanah Deli di Pulau Sumatra. Dan bergabung dengan kisah 'koeli kontrak' di perkebunan Hindia Belanda.

Dari sanalah Ngadimun lahir, ayah dari Supandi. Siapa sangka, kakek buyut Supandi adalah seorang 'Tumenggung' dari Keraton Surakarta. Namanya Raden Matkasan yang ikut membantu perjuangan Pangeran Diponegoro dalam memerangi Kolonial Hindia Belanda.

"Riwayat perjalanan hidup saya dan leluhur saya, dari kecil sampai saat ini. Masih banyak mosaik-mosaik di dalamnya, insya Allah nanti akan diterbitkan dalam tiga edisi, untuk yang saat ini adalah edisi pertama," ujar Supandi memberikan testimoni.

Dikisahkan dalam buku itu, Supandi dilahirkan di Deli, Sumut pada masa perkebunan tembakau. Dia pun bersikeras berusaha mencari jejak leluhurnya dari tanah Deli ke Jawa. Setelah diusut, leluhur Supandi berasal dari Desa Tlutup, Kabupaten Pati, yang bernama Ki Tirtoleksono.

Gubernur Edy Rahmayadi mengatakan, buku Bocah Kebon dari Deli menceritakan kisah yang benar-benar menyentuh hati. "Buku ini harus dibaca semua orang, terutama generasi muda, karena penuh pesan makna berharga,” kata mantan Panglima Kostrad tersebut.

Menurut Edy, Supandi sangat menginspirasi para generasi muda. Sebab, ia mampu meraih gelar profesor, meski hidup di tengah kesulitan. "Tidak banyak orang yang seperti mas Supandi. Yang luar biasa beliau bisa menjadi profesor, sementara yang hidupnya enak jarang jadi profesor. Buku inilah yang harus dibaca oleh orang banyak," tuturnya.

Beberapa tokoh ikut memberi sambutan, di antaranya eks Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz, mantan hakim Mahkamah Konstitusi Prof Laica Marzuki, anggota Dewan Pengawas KPK Indriyanto Seno Adji, hingga ratusan advokat dan kalangan hakim dari berbagai daerah di Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement