Jumat 17 Sep 2021 05:08 WIB

Jokowi Soroti Angka Kematian di Aceh yang Masih Tinggi

Ada tujuh kabupaten dan kota di Aceh yang tidak memiliki tempat tidur ICU Covid-19.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Agus raharjo
Presiden Joko Widodo (ketiga kanan) didampingi Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan (kanan) meninjau proses Vaksinasi COVID-19 untuk para santri di Pondok Pesantren Istiqamatuddin Darul Mu
Foto: ANTARA/Biro Pers dan Media Setpres
Presiden Joko Widodo (ketiga kanan) didampingi Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan (kanan) meninjau proses Vaksinasi COVID-19 untuk para santri di Pondok Pesantren Istiqamatuddin Darul Mu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti angka kematian akibat pandemi Covid-19 yang masih tinggi di Provinsi Aceh, yakni mencapai 4,7 persen. Hal ini disampaikan Presiden saat memberikan pengarahan kepada Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) se-Provinsi Aceh di Kompleks Pendopo Gubernur Aceh di Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh, Kamis (16/9).

"Tinggi ini, tinggi, karena nasional kita hanya tiga persen," kata Jokowi, dikutip dari siaran resmi Istana, Jumat (17/9).

Karena itu, Presiden meminta seluruh kepala daerah di Provinsi Aceh untuk memperhatikan ketersediaan oksigen dan obat-obatan di wilayahnya. Presiden juga mengingatkan agar kabupaten dan kota yang tidak memiliki tempat tidur ICU Covid-19 untuk menyampaikan permintaan kepada Menteri Kesehatan.

Ia menyebut, terdapat tujuh kabupaten kota yang tidak memiliki tempat tidur ICU Covid-19. Yakni Simeulue, Nagan Raya, Kota Sabang, Aceh Timur, Aceh Tamiang, Aceh Jaya, dan Aceh Besar.

"Tolong yang belum punya tadi, menyampaikan permintaan kepada Menteri Kesehatan. Sehingga semuanya siap, semua kabupaten itu siap, fasilitas kesehatan siap semuanya. Karena terus akan saya pantau BOR di provinsi, kabupaten, itu seperti apa. Kelihatan semuanya," ujar dia.

 

Meskipun saat ini terjadi tren penurunan kasus nasional, Jokowi mengingatkan agar seluruh pihak tidak euforia dan tidak terburu-buru dalam menyampaikan kondisi penurunan kasus ini kepada masyarakat. Sebab, potensi kenaikan kasus masih dapat terjadi jika masyarakat menjadi lengah.

“Nasional turun lebih dari 90 persen, di sini turun 20 persen, hati-hati, jangan senang dulu, jangan euforia dulu, dan jangan menyampaikan tergesa-gesa kepada masyarakat bahwa kita sudah turun kasus. Bisa disambut senang oleh masyarakat tetapi itu bisa menyebabkan naik lagi Covid-19-nya. Ini pengalaman kita secara nasional, sehingga jangan kita ulang di sini,” tegasnya.

Jokowi pun mengingatkan agar para bupati dan wali kota se-Provinsi Aceh mengetahui situasi di kota kabupatennya masing-masing. Sebab, dalam menangani pandemi ini dibutuhkan kepemimpinan lapangan.

"Kita tidak bisa bekerja lagi rutinitas seperti pada keadaan normal, karena yang dibutuhkan sekarang ini adalah kepemimpinan lapangan," ujar Jokowi.

 

Dalam kesempatan ini, Presiden juga meminta Pangdam, Kapolda, Kapolres, Dandim, Danrem, agar bekerja keras membantu pemerintah daerah untuk mengatasi pandemi ini. Acara ini turut dihadiri oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Gubernur Aceh Nova Iriansyah, dan Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud Al Haythar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement