Kamis 16 Sep 2021 16:58 WIB

LPEI: Sektor Tekstil Minus 17,7 Persen Sepanjang 2020

TPT menjadi salah satu sektor yang mengalami pukulan terdalam sejak pandemi dimulai.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
Para pekerja mengemas gulungan benang sebagai bahan tekstil yang diproduksi perusahaannya. TPT menjadi salah satu sektor yang mengalami pukulan terdalam sejak pandemi dimulai.
Foto: M. Irfan Ilmie/ANTARA
Para pekerja mengemas gulungan benang sebagai bahan tekstil yang diproduksi perusahaannya. TPT menjadi salah satu sektor yang mengalami pukulan terdalam sejak pandemi dimulai.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) berupaya mendorong pelaku UMKM untuk melakukan ekspor produknya. Hal ini mengingat pada awal 2021 pelaku UMKM menghadapi kondisi pembatasan mobilitas yang berimbas kepada tekanan ekonomi. 

Berdasarkan kajian yang disusun oleh IEB Institute mengungkapkan, tekstil dan produk tekstil (TPT) menjadi salah satu sektor yang mengalami pukulan terdalam baik di pasar domestik maupun di pasar global. 

Baca Juga

Sektor TPT berperan penting terhadap perekonomian Indonesia melalui kontribusinya kepada produk domestik bruto (PDB), ekspor dan penyerapan tenaga kerja. Adapun kontribusi sektor TPT Indonesia terhadap total PDB nasional 2020 sebesar 1,21 persen (dari 1,26 persen pada 2019), sedangkan kontribusi ekspor TPT terhadap total ekspor turun menjadi 6,12 persen pada 2020 (dari 7,15 persen pada 2019). Dari sisi total tenaga kerja (TK) sektor TPT berada pada kisaran tiga juta pekerja yang mencakup sekitar dua persen sampai tiga persen dari total TK Indonesia.

Dalam kacamata ekspor industri TPT tertekan dari tiga sisi baik dari sisi permintaan, suplai dan distribusi di antaranya akibat kelangkaan kontainer yang mendorong kenaikan harga.

Sepanjang 2020 ekspor TPT senilai 10,55 miliar dolar AS atau turun (minus 17,7 persen yoy) dari 2019. Penurunan tersebut terjadi berbagai produk yakni segmen benang (minus 27,3 persen yoy), kain (minus 15,7 persen yoy) dan pakaian jadi (minus 15,1 persen yoy).

Adapun kontribusi penurunan terbesar berasal dari penurunan pakaian jadi yang memiliki porsi 66 persen dari total ekspor TPT Indonesia. Tekanan terhadap industri TPT setidaknya masih terjadi  hingga paruh pertama 2021. 

Kinerja TPT sedikit terbantu oleh adanya permintaan APD terhadap keperluan penanganan Covid 19. Namun permintaan terhadap APD tersebut tidak cukup besar untuk menutupi turunnya penjualan produk produk TPT secara keseluruhan.

Dari data penjualan ekspor, ekspor per tahun setiap individu eksportir yaitu nilai penjualan ekspor per tahun dapat terlihat bahwa eksportir menunjukkan survival mode yang berbeda dari setiap eksportir.

Eksportir kelas besar atau korporasi didukung jejaring yang kuat di pasar ekspor. Hal itu sejumlah eksportir kelas menengah mengalami penurunan penjualan yang signifikan dan pada gilirannya menyebabkan mereka turun kelas. 

Eksportir TPT kelas kecil paling merasakan dampaknya, sehingga beberapa eksportir harus keluar dari pasar ekspor. Sebaliknya terdapat sejumlah eksportir yang adaptif yang mampu merespon kebutuhan produk TPT masa pandemi, sehingga penjualan ekspornya ekspansif. 

Salah satunya CV Pria Tampan per Agustus 2021, UKM berorientasi ekspor batik asal Solo ini mampu melakukan pengiriman kain batik ke luar negeri senilai 467 ribu dolar AS, mengalami peningkatan dibandingkan periode sebelumnya dengan nilai ekspor yang mencapai 463 ribu dolar AS. Selama tiga tahun terakhir, mayoritas negara tujuan dari UKM asal Solo ini adalah Kanada dan Amerika Serikat. 

Bulir-bulir putih yang timbul pada kain batik yang berasal dari proses pewarnaan kain merupakan ciri khas yang membuatnya diminati oleh pasar mancanegara.

“Saat ini, kita yang baru memulai atau sudah lama menjalankan bisnis, dihadapkan pada situasi yang kurang lebih sama yaitu pandemi Covid-19, sehingga sangat penting tetap optimis dan memiliki pola pikir positif bahwa kita dapat melewati situasi saat ini," CEO dari CV Pria Tampan Andri Setyawan, Kamis (16/9).

Menurut dia, pihaknya memanfaatkan segala bantuan yang diberikan pemerintah seperti telah memanfaatkan program penugasan khusus ekspor (PKE) UKM dari LPEI. "Bantuan tersebut sangat membantu kita dalam menjalankan usaha khususnya di tengah situasi seperti ini,” ucapnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement