Kamis 16 Sep 2021 07:34 WIB

Stasiun Radio di Afghanistan Mulai Tumbang

Industri media menjadi sektor yang paling terdampak sejak berkuasanya Taliban

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Seorang jurnalis wanita Afghanistan bekerja di stasiun radio Women in Kandahardi Kandahar. Industri media menjadi sektor yang paling terdampak sejak berkuasanya Taliban .
Foto: EPA-EFE/MUHAMMAD SADIQ
Seorang jurnalis wanita Afghanistan bekerja di stasiun radio Women in Kandahardi Kandahar. Industri media menjadi sektor yang paling terdampak sejak berkuasanya Taliban .

REPUBLIKA.CO.ID, PAKTIKA -- Stasiun radio daerah Provinsi Paktika, Afghanistan, MILMA, berhenti siaran setelah sepuluh tahun mengudara. Radio itu ditutup pada Selasa (14/9) lalu.

Pemilik dan penanggung jawab radio swasta tersebut, Yaqoob Manzoor, mengatakan MILMA ditutup karena masalah keuangan dan kondisi kerja yang tidak mendukung. Manzoor mengatakan 35 orang pegawai radio pun tidak memiliki pekerjaan usai stasiun radio tutup.

Baca Juga

Dikutip dari situs berita Afghanistan, Khaama News pada Rabu (15/9), industri media menjadi sektor yang paling terdampak sejak berkuasanya Taliban pada 15 Agustus lalu setelah milisi bersenjata itu berhasil menguasai ibu kota Kabul. Anggaran untuk televisi dan radio dipotong dan gaji karyawan perusahaan media dipangkas. Program-program mereka terutama yang bersifat siaran langsung dihentikan karena kekurangan sumber daya finansial.

Para jurnalis dan pemilik media di Provinsi Paktika memperingatkan jika masalah ini tidak diatasi maka ada empat stasiun radio daerah lagi yang berada di ambang karier mereka. Selain itu sejak Taliban berkuasa, meliput insiden di luar ruangan menjadi tugas paling sulit bagi jurnalis Afghanistan. Pada Selasa lalu pejuang Taliban dilaporkan memukuli seorang jurnalis yang sedang meliput unjuk rasa di Provinsi Kandahar.

Baca juga : Pakistan: AS Harus Tingkatkan Keterlibatan dengan Taliban

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement