Rabu 15 Sep 2021 19:21 WIB

Rektor Ungkap Kendala Implementasi Kampus Merdeka

Rektor-rektor dukung program Merdeka Belajar Kampus Merdeka

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Teguh Firmansyah
Kampus Merdeka.
Foto: ilustrasi
Kampus Merdeka.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah rektor perguruan tinggi mendukung program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Namun, dalam pengimplementasiannya, mereka masih menemukan sejumlah kendala dan tantangan.

"Untuk memperkuat implementasi MBKM kami memperkuat peran ketua Program Studi. Kami juga mendorong kemerdekaan bagi para dosen dalam penelitian dan pengabdian masyarakat," ujar Rektor Universitas Negeri Semarang, Fathur Rokhman, dalam siaran pers, Rabu (15/9).

Baca Juga

Selain rektor Universitas Negeri Semarang, rektor universitas lain yang juga menyampaikan dukungannya terhadap program MBKM adalah Rektor Universitas Masamus Merauke, Beatus Tambaip. Dia menyampaikan, pihaknya juga masih menemui sejumlah hambatan dalam pengimplementasiannya.

"Yaitu jauhnya lokasi perusahaan dan industri sebagai tempat magang di Indonesia timur. Jauhnya lokasi industri tersebut berdampak pada tingginya biaya untuk melaksanakan program magang di industri," kata dia.

Menjawab persoalan pembiayaan tersebut, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim, menyatakan, pihaknya mengerahkan berbagai skema. Beberapa yang dia sebutkan, seperti beasiswa LPDP, pemberian insentif bagi perguruan tinggi yang berhasil mencapai delapan IKU, competitive fund, matching fund, dan berbagai pendanaan lainnya.

Sedangkan dari segi regulasi, kata dia, Kemendikbudristek telah mengeluarkan Keputusan Menteri sebagai acuan kebijakan pengakuan 20 SKS. Kemudian juga ada dosen fasilitator Kampus Merdeka yang berperan sebagai konsultan kurikulum Kampus Merdeka di tingkat program studi.

Nadiem kemudian mengajak para rektor perguruan tinggi negeri untuk memulai program tersebut dari keterbukaan dan inovasi, mengutamakan minat dan bakat siswa, dan meningkatkan secara dramatis relevansi pengalaman S-1 dan S-2 para peserta didik.

Nadiem pada kesempatan itu juga menyatakan Merdeka MBKM bukanlah perubahan yang kecil. Untuk itu, dibutuhkan dukungan para rektor perguruan tinggi untuk bersama-sama mendorong transformasi pendidikan.

“Merdeka Belajar Kampus Merdeka bukan perubahan yang kecil, ini perubahan yang besar. Dengan harapan bisa mengejar ketertinggalan dan bahkan lompat melampaui negara-negara maju,” ujar Nadiem.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement