Rabu 15 Sep 2021 17:16 WIB

Wali Kota Solo Jadikan Jakarta Acuan Penanganan Covid-19

Ia berharap Solo bisa mengikuti jejak DKI Jakarta dalam hal penanganan Covid-19.

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka (kanan) melakukan transaksasi digital dengan aplikasi pembayaran kepada pedagang dalam kegiatan Adipati Qris rangkaian Solo Great Sale di Pasar Gede Solo, Jawa Tengah, Jumat (3/9/2021). Guna mempercepat pemulihan ekonomi saat pandemi COVID-19 di Kota Solo, Pemkot Solo akan menggelar Solo Great Sale selama bulan Oktober 2021 dengan target transaksi Rp800 miliar.
Foto: ANTARA/Maulana Surya
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka (kanan) melakukan transaksasi digital dengan aplikasi pembayaran kepada pedagang dalam kegiatan Adipati Qris rangkaian Solo Great Sale di Pasar Gede Solo, Jawa Tengah, Jumat (3/9/2021). Guna mempercepat pemulihan ekonomi saat pandemi COVID-19 di Kota Solo, Pemkot Solo akan menggelar Solo Great Sale selama bulan Oktober 2021 dengan target transaksi Rp800 miliar.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menjadikan DKI Jakarta sebagai daerah acuan dalam menangani penularan Covid-19. "Beberapa waktu lalu saya ke Jakarta, ada Pak Wagub (Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria), saya jelaskan, kami setiap kali rapat Covid-19 yang jadi acuan, role model (panutan), itu ya Jakarta," katanya usai meninjau pelayanan vaksinasi di Politeknik Kesehatan Surakarta, Rabu (15/9).

Ia mengemukakan, cakupan vaksinasi di DKI Jakarta tercatat paling tinggi dan tingkat pemeriksaan untuk mendeteksi penularan Covid-19 di wilayah provinsi itu juga tinggi.

"BOR rendah sekali, positivity rate sudah sangat baik. Kami jadikan percontohan, sebagai motivasi biar Kota Solo bisa mengikuti atau jadi lebih baik," katanya mengacu pada tingkat keterpakaian tempat tidur pasien di rumah sakit (Bed Occupancy Rate/BOR) dan perbandingan kasus positif Covid-19 dengan jumlah pemeriksaan yang dilakukan di wilayah DKI Jakarta.

Gibran menyebut, program donor plasma dan peningkatan kapasitas fasilitas isolasi terpusat (isoter) bagi pasien Covid-19 sebagai bagian dari upaya penanggulangan penularan virus coronayang diadopsi oleh Pemerintah Kota Surakarta, yang juga disebut Kota Solo, dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

"Di Jakarta warganya kompak sekali untuk mendukung pemerintah. Ya harus kami aplikasikan di Solo. Selain itu, di DKI kan waktu ada (virus coronavarian) Delta kan langsung bikin isoter, kapasitas wisma atlet ditambah, kami cara kerja hampir sama," katanya.

Wali Kota juga mengemukakan, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang diterapkan oleh pemerintah terbukti efektif untuk mengendalikan penularan Covid-19.

Menurut data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Surakarta, saat ini masih ada 151 pasien yang berdomisili di Solo dan 63 pasien dari luar kota yang menjalani karantina dan atau perawatan karena terserang Covid-19 di wilayah Kota Solo.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement