Rabu 15 Sep 2021 15:09 WIB

Holding BUMN Perasuransian Tingkatkan Inovasi Proteksi

Holding BUMN perasuransian dan penjaminan terus melalukan inovasi untuk proteksi

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
ilustrasi polis asuransi
Foto: change.org
ilustrasi polis asuransi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) atau yang dikenal dengan Indonesia Financial Group (IFG) selaku holding BUMN perasuransian dan penjaminan terus melalukan inovasi untuk memberikan proteksi kepada pemegang polis.

Direktur Bisnis IFG Grup Pantro Pander Silitonga mengatakan asuransi di Indonesia selama ini masih banyak 'dijual', bukan dibeli'. Menurut Pantro, ketergantungan terhadap agen penjual sering menyebabkan misselling sehingga menyebabkan pemegang polis kecewa.

Baca Juga

"Kami selalu berusaha menjembatani gap yang ada dengan inovasi yang memberikan manfaat dan proteksi yang lebih kepada pemegang polis," ujar Pantro kepada Republika di Jakarta, Rabu (15/9).

Pantro menyebut sejumlah inovasi yang ditawarkan holding perasuransian dan penjaminan meliputi asuransi perjalanan, asuransi kendaraan, asuransi kesehatan yang dapat diperoleh melalui platform daring. "Kami juga sedang mengembangkan asuransi kesehatan yang sesuai kebutuhan masyarakat," ucap Pantro.

Pantro menambahkan holding perasuransian dan penjaminan juga sedang mengembangkan usage based insurance (UBI) bagi masyarakat yang hendak mendapat proteksi asuransi saat membutuhkan. "Kami pun sedang mengembangkan platform daring yang akan menjadi financial supermarket, yang mana kami akan menyediakan solusi solusi keuangan baik dalam bentuk asuransi maupun investasi," ungkap Pantro.

Sebelumnya, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) II Kartika Wirjoatmodjo menilai perlu adanya inovasi di industri asuransi untuk meningkatkan proteksi kesehatan masyarakat ke depan, terutama di masa pandemi Covid-19 yang belum bisa dipastikan kapan akan berakhir.

"Kita menyadari dan banyak ahli yang menyampaikan bahwa Covid-19 mungkin bukan hanya sebagai pandemi tapi mungkin akan stay sebagai epidemi," ujar Tiko, panggilan akrabnya, saat menghadiri Peresmian Sentra Vaksinasi Bersama AAUI dan Indonesia Re Group secara virtual di Jakarta, Ahad (1/8).

Oleh karena itu, ia mengajak asuransi maupun OJK dan BUMN, untuk juga melihat inovasi ke depan bagaimana proteksi kesehatan masyarakat bisa bersama, sehingga tidak hanya menangani pandemi saat ini namun juga menciptakan program proteksi yang bisa menjangkau seluruh masyarakat untuk masa depan bersama-sama dengan pemerintah dalam hal ini tentunya BPJS Kesehatan.

Menurut Tiko, peningkatan kualitas kesehatan masyarakat melalui pemberian berbagai macam suplemen dan juga cakupan atau coverage yang baik terhadap kesehatan masyarakat menjadi penting dan menjadi program jangka panjang, sehingga imunitas dan resiliensi masyarakat terhadap epidemi-epidemi berikutnya di masa akan datang bisa meningkat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement