Rabu 15 Sep 2021 08:06 WIB

Capaian Vaksinasi Covid-19 di Lampung Baru 15 Persen

Pelaksanaan vaksinasi di puskesmas maupun lembaga terkait masih terbatas.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Agus raharjo
Seorang santri menerima suntikan vaksin COVID-19 saat vaksinasi massal bagi peserta didik dan pengajar di Pondok Pesantren Madarijul Ulum, Bandar Lampung, Lampung, Senin (6/9/2021). Sebanyak 200 orang santri dan pengajar mendapatkan vaksin dosis pertama sebagai upaya pemerintah guna membantu terbentuknya kekebalan kelompok.
Foto: ANTARA/Ardiansyah
Seorang santri menerima suntikan vaksin COVID-19 saat vaksinasi massal bagi peserta didik dan pengajar di Pondok Pesantren Madarijul Ulum, Bandar Lampung, Lampung, Senin (6/9/2021). Sebanyak 200 orang santri dan pengajar mendapatkan vaksin dosis pertama sebagai upaya pemerintah guna membantu terbentuknya kekebalan kelompok.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG--Realisasi pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Provinsi Lampung baru mencapai 15 persen dari total target sasaran 6.645.226 orang. Secara nasional, capaian tersebut masih rendah berada di bawah rata-rata nasional 20 persen.

“Total sasaran vaksinasi 6.645.226 orang, vaksinasi 1 sebanyak 1.002.330 atau 15,08 persen dan vaksinasi 2 sebanyak 581.881 orang atau 6,76 persen,” kata Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Lampung dr Reihana dalam keterangan persnya yang diterima, Rabu (15/9).

Reihana mengatakan, mengutip data Dinas Kesehatan (Dinkes) Lampung pada Senin (13/9) pukul 23.58, terdapat lima kelompok sasaran vaksinasi. Untuk kelompok remaja masih berada di bawah lima persen, kelompok masyarakat rentan dan umum dan kelompok lansia hampir mencapai 10 persen.

Sedangkan kelompok sasaran vaksinasi SDM kesehatan sudah di atas 100 persen untuk dosis 1 dan 2. Sedangkan petugas publik sudah di atas 100 persen untuk dosis 1, sedangkan dosis 2 masih 50 persen lebih.

Saat ini, daerah-daerah di Provinsi Lampung sudah memasuki level 3, dan telah banyak menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas dari tingkat SD, SMP, dan SMA sederajat dengan mematuhi protokol kesehatan ketat. Namun, realisasi vaksinasi sasaran kelompok remaja dan masyarakat umum dinilai masih rendah.

Kelompok remaja total sasaran 880.203 orang, baru terealisasi vaksinasi dosis pertama 10.002 orang atau 1,14 persen, dosis 2 sebanyak 5.522 orang atau 0,63 persen. Sedangkan kelompok rentan dan umum total sasaran 4.615.322 orang, vaksinasi dosis 1 sebanyak 427.456 orang atau 9,26 persen, dosis 2 sebanyak 254.206 orang atau 5,51 persen.

Berdasarkan penelusuran Republika.co.id, masyarakat umum dan pelajar/mahasiswa antusias untuk mengikuti vaksinasi Covid-19 seiring dengan pemberlakuan PTM dan juga syarat untuk bepergian ke luar kota. Namun, sayangnya pelaksanaan vaksinasi baik di puskesmas maupun dari lembaga terkait masih terbatas.

Menurut Dewi (19 tahun), mahasiswa di perguruan tinggi negeri di Lampung kesulitan mendapatkan akses untuk vaksinasi dosis pertama. Ia sudah berselancar di media sosial untuk mencari peluang mendapatkan jatah vaksin dari lembaga penyedia vaksinasi massal. “Tapi, ketika kita mendaftar sudah tidak bisa diakses lagi. Infonya sudah penuh. Ketika kita datang, disuruh daftar online,” kata Dewi.

Dia mengatakan, imbauan untuk mengikuti vaksinasi kepada masyarakat seharusnya dibarengi dengan kesiapan pemerintah menyediakan layanan vaksinasi secara terbuka dan banyak. Kenyataannya, ujar dia, imbauan tidak seimbang dengan ketersediaan vaksin di Lampung.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat konferensi pers perpanjangan PPKM di Jakarta, Senin (13/9). Menurut Budi, ada tiga provinsi dengan capaian vaksinasi dosis pertamanya masih di bawah 20 persen. Tiga provinsi itu ialah Lampung, Sumatra Barat, Maluku Utara, dan Papua. Lampung sekitar 15 persen, Sumatra Barat dan Maluku Utara 18 persen, Maluku Utara 18 persen, dan Papua 19 persen.

Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke Lampung pada Kamis (2/9), telah memerintahkan Kemenkes agar provinsi-provinsi yang vaksinasinya di bawah 20 persen tersebut lebih diperhatikan. Presiden ingin cakupan vaksinasi terdistribusi merata agar bisa dikejar oleh Kemenkes, panglima TNI, dan kapolri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement