Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Difa Lavianka

Bersama Perangi Musuh Tak Kasat Mata

Lomba | Tuesday, 14 Sep 2021, 21:23 WIB
Sumber : Republika.co.id

Sebelum pandemi ini datang, kita semua di sibukkan dengan aktivitas kita masing – masing, entah itu pekerjaan, sekolah, kegiatan organisasi bahkan melakukan hobi yang bisa jadi hiburan di kala penat. Disaat semua orang lagi asik dengan itu semua, ada pandemi COVID-19 yang datang tanpa permisi dan bikin kepanikan diseluruh dunia. Inget gak sihh, Indonesia dulu sempet jadi satu – satunya negara yang katanya kebal dengan virus ini ? padahal saat itu negara – negara tetangga seperti singapura dan malaysia sudah terpapar lebih dulu. Sempat juga ramai kalau virus COVID-19 aja takut dengan ke bar-baran netizen +62. Dengan takaburnya membuat kita semua tidak mempersiapkan diri akan virus tersebut, siapa sangka tiba – tiba saja virus COVID-19 juga singgah ke negara kita hingga saat ini.

Ketika pandemi melanda Indonesia, seketika semua kegiatan yang menyebabkan keramaian dihentikan, seperti pusat perbelanjaan, tempat ibadah, sekolah, kantor dan masih banyak lagi. Dalam jangka waktu yang singkat kita menikmati layaknya libur panjang, terlebih anak sekolah dan mahasiswa seperti saya. Mengingat kegiatan harus tetap berjalan seperti sekolah dan kantor, akhirnya sebagai alternatif kegiatan dilakukan secara daring. Tentunya kita semua butuh penyesuaian dengan hal ini, mulai dari aplikasi yang digunakan sampai dengan cara mengoperasikannya. Namun ternyata sistem ini dirasa tidak efektif, khususnya pada sektor pendidikan, sebab interaksi yang dilakukan secara tatap muka dengan daring jelas berbeda, sehingga kegiatan belajar mengajar berjalan tidak maksimal, maka banyak yang mengalami berkurangnya motivasi belajar, belum lagi adanya hambatan bahwa tidak semua siswa atau mahasiswa memiliki perangkat yang memadai. Meski demikian mau tidak mau, suka tidak suka inilah keadaannya kita harus mengikuti sistem yang ada demi keamanan bersama.

Ada pepatah mengatakan bisa karena terbiasa, seiring berjalannya waktu kita sudah mulai terbiasa dengan menjalani kegiatan secara daring, memang pada hakikatnya kita sebagai manusia harus terus belajar terlebih soal teknologi, karena di era yang serba digital kalau kita menutup diri dan tidak melek akan teknologi, bahayanya kita akan tertinggal jauh, jadi dengan adanya pandemi ini dan mengalihkan sementara kegiatan dari tatap muka menjadi daring, anggap saja sedikit demi sedikit kita sedang belajar lebih tentang teknologi, karena keadaan yang seperti inilah semua orang dipaksa untuk belajar dan bisa. Memang terasa sulit dan memusingkan diawal, namun sebenarnya tidak ada yang sulit jika ada kemauan.

Saat ini banyak hal yang bisa dilakukan secara daring seperti virtual tour, seminar, perlombaan, konser musik, program magang, volunteer, kajian agama, ospek dan masih banyak lagi. tentunya kita dapat lebih menghemat banyak biaya, dikarenakan kita tidak perlu mengeluarkan uang transportasi, selain itu kita juga bisa mengikuti banyak kegiatan di hari yang sama, tanpa perlu repot pindah dari satu tempat ke tempat yang lainnya, hannya perlu duduk di depan layar saja, yang artinya dimana selain kita dapat menghemat biaya, kita juga bisa jauh lebih menghemat waktu dan tenaga, meski tetap memiliki kekurangan seperti interaksi juga sensasi yang kurang maksimal.

Terlepas dari itu semua, rasanya sudah terlalu lama COVID-19 bertamu di muka bumi, khususnya di bumi pertiwi ini. Benar kata dilan kalau rindu itu berat, andai pandemi ini pergi, banyak hal yang ingin dilakukan untuk melepas rindu yang terpendam ini, yaitu dengan memberikan apresiasi terhadap diri sendiri, karena telah sanggup melewati badai di hari kemarin, dengan berlibur tanpa rasa cemas, rindu rasanya berjabat tangan saat mengunjungi sanak saudara dan teman – teman tanpa harus menggunakan masker serta jaga jarak. Usaha tidak akan mengkhianati hasil maka mari perangi bersama musuh kita saat ini, karena mengeluh tidak akan ada hasilnya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image