Selasa 14 Sep 2021 22:47 WIB

Aksi Pembakaran Kembali Terjadi di Pegunungan Bintang Papua

Aksi pembekaran tersebut kembali menyasar fasilitas-fasilitas umum.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Mas Alamil Huda
Teroris Kelompok Kriminal Bersenjata membakar fasilitas umum di Distrik Kiwirok, Papua.
Foto: Antara
Teroris Kelompok Kriminal Bersenjata membakar fasilitas umum di Distrik Kiwirok, Papua.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Aksi pembakaran fasilitas umum yang diduga dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua kembali terjadi, Rabu (14/9). Polda Papua, mengabarkan, kali ini aksi pembakaran terjadi di Distrik Okhika, di Kabupaten Pegunungan Bintang. Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Mustofa (AM) Kamal, menjelaskan, aksi pembekaran tersebut kembali menyasar fasilitas-fasilitas umum.

“Pada hari Selasa tanggal 14 September 2021 pagi bertempat di Distrik Okhika Kabupaten Pegunungan Bintang terjadi lagi kasus pembakaran sejumlah fasilitas pelayanan publik terdiri dari puskesmas, perumahan nakes, sekolah dasar (SD) dan SMP (sekolah menengah pertama), rumah guru, serta balai kampung yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB),” begitu kata Kamal, dalam rilis resmi yang diterima wartawan di Jakarta, Rabu (14/9).

Kamal menerangkan, kronologi aksi pembakaran berawal dari pelaporan masyarakat ke Polres Pegunungan Bintang. “Pelaporan dilakukan oleh masyarakat, sekitar pukul 13.30 Waktu Indonesia Tengah (WIT),” terang Kamal. Merespons pelaporan tersebut, kata Kamal, tim kepolisian berkordinasi dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk melakukan pengecekan ke lokasi kejadian. 

Namun, dikatakan Kamal, jarak yang jauh serta medan yang tak mudah menuju ke Distrik Okhika membuat tim gabungan Polri-TNI tak dapat merespons aksi pembakaran tersebut dengan sigap. Kata dia, tim gabungan membutuhkan waktu sekitar satu jam untuk menuju lokasi kejadian. Akan tetapi, tim Polri-TNI mengidentifikasi pembakaran tersebut, masih terkait dengan aksi-aksi yang dilakukan oleh KKB Pegunungan Bintang.

 

Dari identifikasi, kata Kamal, tim Polri-TNI juga mencatat sejumlah bangunan fasilitas publik yang menjadi sasaran pembakaran. Kata dia, ada tujuh bangunan yang dibakar. Di antaranya, Puskesmas Okhika, dan rumah kepala puskesmas setempat. Serta rumah tinggal nakes atau tenaga kesehatan. Dua bangunan SD dan SMP, serta deretan rumah guru-guru, dan balai perkampungan setempat.

Kata Kamal, Polri-TNI sangat menyayangkan aksi pembakaran bangunan-bangunan tersebut. Karena menurut Kamal, bangunan-bangunan tersebut adalah sarana dan fasilitas publik yang diperuntukan bagi masyarakat di Papua. “Fasilitas pelayanan publik yang harus kita jaga bersama demi kemajuan pembangunan malah dibakar oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), hal ini sangat disayangkan. Fasilitas kesehatan dan pendidikan dirusak, ini menunjukkan KKB ingin merenggut kesempatan belajar dan hidup sehat masyarakat Papua,” ujar Kamal.

Kamal menambahkan, sampai saat ini tim Satuan Tugas (Satgas) Nemangkawi, pasukan gabungan Polri-TNI, sudah menyisir lokasi pembakaran untuk mencari pelaku aksi tersebut. Akan tetapi, kata Kamal, Satgas Nemangkawi belum menangkap satupun pelaku atau anggota KKB yang terlibat dalam aksi pembakaran tersebut. “Aparat gabungan Polri-TNI akan terus melakukan pengejaran terhadap pelaku pembakaran tersebut,” sambung Kamal.

Aksi-aksi pembakaran di wilayah Pegunungan Bintang ini, bukan kali pertama. Pada Selasa (13/9), aksi serupa juga terjadi di Distrik Kiwirok. Polda Papua, menuduh aksi pembakaran tersebut juga dilakukan oleh KKB. Dari aksi pembakaran tersebut, kepolisian juga mengatakan, menyasar bangunan Bank Papua, pasar, dan Puskesmas Kiwirok, serta bangunan Sekolah Dasar (SD) Inpres Kiwirok. Kamal menambahkan, dari aksi pembakaran di Kiwirok, pada Rabu (14/9) dilaporkan sudah menemukan lima petugas tenaga kesehatan yang sebelumnya dikabarkan hilang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement