Selasa 14 Sep 2021 16:23 WIB

Tiga Bulan, Mina Padi Sleman Mampu Panen Nila dan Padi

Mina padi memiliki dampak positif mengurangi biaya pemeliharaan padi.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Pengunjung memberi makan ikan di obyek wisata minapadi Samberembe, Candi Binangun, Pakem, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (24/1/2021). Pengembangan area pertanian sistem minapadi dengan fasilitas gazebo dan talud saluran irigasi tersebut menjadi alternatif wisata edukasi di Kabupaten Sleman.
Foto: ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Pengunjung memberi makan ikan di obyek wisata minapadi Samberembe, Candi Binangun, Pakem, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (24/1/2021). Pengembangan area pertanian sistem minapadi dengan fasilitas gazebo dan talud saluran irigasi tersebut menjadi alternatif wisata edukasi di Kabupaten Sleman.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kelompok Petani Ikan (KPI) Mina Makmur di Ngagul Agulan, Sendangrejo, Minggir, Sleman, DIY, melakukan panen ikan nila hasil mina padi kolam dalam. Dalam waktu tiga bulan, lahan mampu memanen 1,24 ton Ikan nila dan 5,12 ton per hektar padi.

Ketua KPI Mina Makmur, Marjono mengatakan, dalam budi daya mina padi kolam dalam, kelompoknya memanfaatkan lahan sawah seluas 5.000 meter persegi. Varietas padi yang digunakan IR 64 dan bibit nila 175 kilogram dengan modal awal Rp 21.833.500.

Ia menilai, sistem mina padi memiliki dampak positif mengurangi biaya pemeliharaan padi seperti pemupukan yang hanya dilakukan sekali. Penyiangan padi dilakukan juga cuma sekali karena rumput yang tumbuh dimakan ikan dan tanpa pemberian pestisida. "Dalam waktu tiga bulan dan satu kali musim tanam menghasilkan Rp 38.055.000," kata Marjono, Selasa (14/9).

Bupati Sleman, Kustini Purnomo melihat, program mina padi cukup signifikan untuk meningkatkan produksi perikanan di Sleman. Terbukti, dari tahun ke tahun produksi perikanan, baik produksi benih maupun ikan konsumsi naik rata-rata 16,89 persen.

"Namun, pada 2020 karena kondisi pandemi covid produksi ikan konsumsi dan benih di Sleman mengalami penurunan 19,59 persen dibanding 2019 sebesar 54.000 ton lebih," ujar Kustini.

Meski begitu, berbagai teknologi telah dikembangkan di Sleman. Budidaya ikan lewat teknologi kincir, minapadi kolam dalam, budi daya udang dengan padi, budi daya ikan gurami sistem booster, dan budi daya ikan dengan sistem bioflok untuk ikan lele.

"Semoga dengan adanya berbagai macam teknologi yang berkembang di Sleman memberi dampak positif untuk meningkatkan hasil produksi dan pendapatan masyarakat," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement