Rabu 15 Sep 2021 01:06 WIB

Lithuania akan Pagari Perbatasan dengan Belarus April 2022

Pemagaran perbatasan bertujuan untuk mencegah masuknya imigran Belarus

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Bendera Lithuania.
Foto: lithuaniaflag
Bendera Lithuania.

REPUBLIKA.CO.ID, LATVI - Pemerintah Lithuania pada Senin (13/9) mengatakan pekerjaan tahap pertama untuk membuat pagar di sepanjang perbatasan dengan Belarus akan dimulai pada September dan harus diselesaikan pada April 2022. Pemagaran di wilayah perbatasan Lithuania dengan Belarus berupa bentangan sepanjang 110 kilometer yang di atasnya diberi kawat berduri.

Pemagaran ini bertujuan untuk mencegah masuknya pendatang atau imigran. Lebih dari 4.100 imigran, sebagian besar dari Timur Tengah dan Asia, telah memasuki Lithuania pada 2021. Kondisi itu telah memicu perselisihan antara Uni Eropa dan Belarus.

Baca Juga

Uni Eropa menuduh Presiden Belarus Alexander Lukashenko menerbangkan dan mengirim mereka melewati perbatasan sebagai pembalasan atas sanksi yang dijatuhkan pada pemerintah Minsk menyusul tindakan keras terhadap oposisi politik.

Pemerintah Lithuania mengatakan telah menyerahkan pekerjaan pembangunan bagian pertama pagar perbatasan kepada perusahaan jaringan listrik dan gas milik negara EPSO-G. Proyek itu menelan biaya hingga 36 juta euro(Rp 606,2 miliar).

Pagar perbatasan itu akan dipasangi kawat berduri di atasnya dengan ketinggian mencapai empat meter, kata juru bicara EPSO-G. Enam gulungan kawat duri tambahan akan diatur dalam bentuk piramida dan ditempatkan di antara perbatasan dan pagar. Sisa 400 kilometer dari pemagaran direncanakan selesai pada September 2022, dengan beberapa bagian yang diselingi sungai dan danau yang tidak dipagari.

Perbatasan antara Lithuania dan Belarus membentang sejauh 670 kilometer. Selain Lithuania, negara anggota Uni Eropa lainnya, Polandia dan Latvia, juga mengalami peningkatan kedatangan imigran pada 2021. Ketiga negara tersebut terpaksa mendorong para pendatang kembali ke Belarus sejak Agustus dan mengurangi jumlah imigran secara drastis.

Menteri Pertahanan Lithuania Arvydas Anusauskas pada Senin (13/9) menuduh Rusia, sekutu utama Belarus, bekerja sama dengan Belarus untuk menciptakan krisis. "Kami yakin sejak awal Belarus telah mengoordinasikan tindakannya dengan Rusia," kata Anusauskas kepada wartawan di pangkalan militer Adazi Latvia setelah pertemuan dengan para mitra dari Latvia dan Polandia.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement